Beberapa perusahaan pakaian terbesar di dunia Barat ini telah menyetujui sebuah rencana yang mengharuskan mereka ikut membayar perbaikan keselamatan pabrik garmen di Bangladesh.
Kesepakatan itu diumumkan hari Senin, sewaktu pihak berwenang mengakhiri pencarian korban bencana industri garmen terburuk di dunia itu. Korban tewas akibat runtuhnya pabrik tanggal 24 April di dekat Dhaka itu mencapai 1.127 ketika tim SAR mengakhiri pencarian korban.
Kesepakatan keselamatan kerja itu melibatkan perusahaan Swedia H & M, pembeli terbesar pakaian dari Bangladesh; perusahaan Belanda C&A, Inditex, pemilik jaringan toko pakaian Zara, dan dua pengecer Inggris - Primark dan Tesco. Selain itu, PVH Corporation yang berpusat di New York – perusahaan induk Calvin Klein, Tommy Hilfiger dan merek-merek Izod – sepakat untuk memperbaiki kesepakatan serupa yang dicapai tahun 2012.
Kesepakatan yang mengikat secara hukum itu mengharuskan adanya inspeksi pabrik secara independen dengan hasil yang diumumkan kepada masyarakat, dan perbaikan-perbaikan serta renovasi wajib yang akan dibiayai oleh perusahaan-perusahaan Barat.
Kesepakatan itu diumumkan hari Senin, sewaktu pihak berwenang mengakhiri pencarian korban bencana industri garmen terburuk di dunia itu. Korban tewas akibat runtuhnya pabrik tanggal 24 April di dekat Dhaka itu mencapai 1.127 ketika tim SAR mengakhiri pencarian korban.
Kesepakatan keselamatan kerja itu melibatkan perusahaan Swedia H & M, pembeli terbesar pakaian dari Bangladesh; perusahaan Belanda C&A, Inditex, pemilik jaringan toko pakaian Zara, dan dua pengecer Inggris - Primark dan Tesco. Selain itu, PVH Corporation yang berpusat di New York – perusahaan induk Calvin Klein, Tommy Hilfiger dan merek-merek Izod – sepakat untuk memperbaiki kesepakatan serupa yang dicapai tahun 2012.
Kesepakatan yang mengikat secara hukum itu mengharuskan adanya inspeksi pabrik secara independen dengan hasil yang diumumkan kepada masyarakat, dan perbaikan-perbaikan serta renovasi wajib yang akan dibiayai oleh perusahaan-perusahaan Barat.