Dalam penelitian baru ini, para peneliti menilik catatan kesehatan sekitar 650.000 pasien kanker yang diobati selama periode 30 tahun mulai 1978. Mereka ingin melihat berapa banyak pasien menderita kanker kedua setelah pengobatan yang pertama, yang mungkin dipicu oleh terapi radiasi.
Kepala penelitian Amy Berrington dari Institut Kanker Nasional Amerika mengatakan bahwa pengobatan dengan radiasi dapat menjadi penyebab sekitar delapan persen kanker kedua, atau satu dari 12 kasus.
"Ini menunjukkan bahwa sebagian besar kanker kedua sebenarnya disebabkan oleh faktor-faktor lain. Jadi, mungkin faktor gaya hidup atau bahkan mungkin genetik," ujarnya, yang mungkin menjadi beberapa penyebab awal kanker tersebut.
Kemungkinan satu di antara 12 untuk efek samping yang demikian serius membuat dokter dan pasien bertanya-tanya mengenai nilai terapi radiasi, yang seharusnya membuat kita lebih baik. Tetapi, Berrington mengatakan kurang darI 10 persen pasien dalam penelitian itu mengalami kanker kedua, jadi kemungkinannya sangat kecil.
"Menjelang 15 tahun setelah pengobatan, ada lima kanker yang dapat dikaitkan dengan radiasi untuk setiap 1000 pasien. Jadi, apa yang disebut 'resiko absolut' adalah semacam angka yang khususnya berguna untuk para dokter. Menurut kami, untuk membantu mereka menempatkan risiko dan manfaat pengobatan ke dalam perspektif,” paparnya.
Pasien kanker tertentu, termasuk kanker mulut rahim dan kanker testis, memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena kanker kedua akibat radiasi. Kanker mata dan mulut memiliki resiko terendah. Menurut Berrington, hal ini mungkin berhubungan dengan berapa panjang dan lebar sinar radiasi yang digunakan selama pengobatan.
Selain itu, usia juga berperan. Berrington berpendapat bahwa pasien yang lebih muda mungkin akan berisiko lebih tinggi karena sel-sel mereka mungkin lebih sensitif terhadap radiasi.
Kajian Amy Berrington mengenai kanker kedua setelah terapi radiasi ini dimuat dalam jurnal The Lancet Oncology edisi online.