Kepada kantor berita the Associated Press hari Minggu (12/7), dua diplomat mengatakan, para perunding dalam pembicaraan nuklir Iran berencana mengumumkan hari Senin bahwa mereka telah mencapai kesepakatan bersejarah, menuntaskan diplomasi hampir 10 tahun yang akan membatasi program nuklir Iran dengan imbalan pelonggaran sanksi.
Menurut kedua diplomat, kesepakatan sementara mungkin dicapai lebih awal, Minggu malam. Tetapi mereka mengingatkan, rincian akhir perjanjian itu sedang digarap dan kesepakatan resmi masih harus dipelajari pimpinan Iran dan enam negara besar dalam pembicaraan tersebut.
Namun, pejabat-pejabat senior Amerika dan Iran menyatakan tidak cukup waktu mencapai kesepakatan sementara Minggu malam. Semua pejabat dalam pembicaraan itu meminta agar nama mereka tidak disebut karena tidak berwenang membahas perundingan itu secara terbuka.
Pejabat senior Amerika itu menolak berspekulasi mengenai kapan dicapai perjanjian atau pengumuman, dengan alasan “isu-isu utama belum diselesaikan.''
Meskipun hati-hati, para perunding tampaknya hampir mencapai kesepakatan.
Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry, yang pada hari Kamis mengancam keluar dari perundingan, hari Minggu mengatakan, “masih ada hal-hal sulit'' yang mengganjal tetapi ia menyatakan “kami semakin dekat ke sejumlah keputusan nyata.''
Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius juga optimistis walaupun agak berhati-hati. Kepada wartawan hari Minggu ia mengatakan: “Saya berharap kita akhirnya memasuki tahap akhir perundingan ini.''
Gerakan mencapai kesepakatan ditandai perundingan sulit yang sudah berlangsung bertahun-tahun.
Pakta itu bertujuan memberlakukanbatas-batas jangka panjang dan bisa diverifikasi terhadap program nuklir Iran yang bisa dimodifikasi untuk membuat senjata. Iran, sebagai imbalan, akan mendapat puluhan miliar dolar berupa peringanan sanksi.
Meskipun ada tanggapan yang relatif optimistis dari Kerry, pemimpin tertinggi Iran dalam komentarnya menyatakan, ketidakpercayaan Iran terhadap Amerika akan tetap ada apapun hasil pembicaraan itu.
Televisi pemerintah Iran, Press TV, hari Sabtu mengutip Ayatollah Ali Khamenei, yang menilai Amerika sebagai “contoh tepat sikap arogan." Diberitakan, Khamenei mengatakan kepada mahasiswa Iran agar “siap melanjutkan perjuangan melawan negara-negara yang arogan.''
Kesepakatan nuklir juga akan menghadapi penelaahan serius dari anggota Kongres. Ketua Komisi Hubungan Luar Negeri di Senat, Bob Corker, hari Minggu tetap skeptis mengenai kemungkinan kesepakatan. Menurutnya, anggota Kongres akan mempelajari kesepakatan apapun secara hati-hati guna memastikan Iran bertanggungjawab dan sanksi terhadap setiap pelanggaran bisa ditegakkan.