Ajmal Zazai, 34, adalah mantan pegawai pemerintah Afghanistan. Ia meninggalkan negaranya setelah Taliban kembali berkuasa pada pertengahan 2021. Ia kini tinggal di San Antonio, Texas, dan membuka toko pakaian dan karpet tradisional Afghanistan, yang ia beri nama "Azmal Zazai Mall."
Baginya, toko tersebut bukan sekadar bisnis, melainkan caranya ikut melestarikan adat istiadat tanah airnya.
“Kami menjual karpet-karpet Afghanistan, saffron, panci presto, yang populer di seluruh dunia. Kami membawa semua itu untuk warga Afghanistan agar tradisi dan budaya Afghanistan tetap hidup,” ujar Zazai.
Pengungsi Afghanistan di Amerika Serikat diperkirakan menyumbang pendapatan sebesar $1,4 miliar dan pajak senilai $200 juta pada tahun pertama mereka bekerja, kata Komisi Penyelamatan Internasional, organisasi yang membantu orang-orang yang terdampak krisis kemanusiaan.
Pemerintah AS mengatakan bahwa sejak jatuhnya Kabul ke tangan Taliban, sekitar 90.000 warga Afghanistan hengkang dari negara mereka dan kini bermukim di Amerika.
Nawroz Khosti adalah salah seorang pelanggan Azmal Zazai Mall, satu dari sekitar 3.000 warga Afghanistan yang kini bermukim di San Antonio. Ia mencari gaun bersulam bendera nasional Afghanistan.
“Saya sedang mencari gaun bersulam bendera Afghanistan. Penjaga toko memberi tahu saya bahwa mereka akan segera mendatangkan gaun-gaun itu,” kata Khosti.
Terdapat begitu banyak orang Afghanistan yang tercatat menjalankan bisnis dalam komunitas bisnis di San Antonio sehingga mereka berencana memamerkan barang-barang mereka bersama.
“Kami berencana mengadakan pameran produk-produk Afghanistan, khususnya karpet-karpet Afghanistan supaya orang-orang berpartisipasi. Selain karpet, kami akan menampilkan kerajinan tangan Afghanistan,” ujar Ismail Haqmal, seorang pengungsi Afghanistan lainnya.
Pemilik toko dan pedagang seperti Zazai berharap bisa mengembangkan bisnis mereka ke seluruh Amerika. [ka/ab]
Forum