Pihak berwenang Amerika Serikat mengatakan, pada Senin (16/5), bahwa mereka telah menghentikan lebih dari 234.000 migran yang berusaha memasuki wilayah AS pada bulan April. Jumlah tersebut merupakan salah satu jumlah tertinggi dalam beberapa dekade di saat pemerintahan Biden bersiap untuk mencabut pembatasan klaim pencarian suaka yang berlaku selama era pandemi COVID-19.
Pejabat Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS menghentikan sebanyak 234.088 migran di perbatasan Meksiko pada bulan lalu, meningkat 5,8 persen dari jumlah 221.303 yang tercatat pada Maret, menurut dokumen yang disampaikan oleh Departemen Kehakiman dalam gugatan yang diajukan oleh negara bagian Texas dan Missouri.
Jumlah keseluruhan yang tercatat pada April bisa lebih rendah jika tidak termasuk lebih dari 23.000 orang – mayoritas di antaranya adalah pengungsi Ukraina yang menerima pembebasan bersyarat kemanusiaan – yang melewati perbatasan San Diego.
Jumlah warga Ukraina yang meminta suaka telah menurun tajam sejak 25 April, ketika pemerintah mulai mengarahkan mereka yang melarikan diri dari invasi Rusia ke bandara-bandara AS dari Eropa, dan bukan melalui Meksiko.
Pada 23 Mei mendatang, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) akan mengakhiri pembatasan yang telah mencegah para migran mencari suaka sesuai hukum AS dan perjanjian internasional dengan alasan mencegah penyebaran COVID-19. Sekitar 1,9 juta migran telah ditolak sejak Maret 2020 sesuai aturan hukum yang disebut Title 42, yang dibuat berdasarkan undang-undang kesehatan masyarakat tahun 1944.
Seorang hakim federal di Louisiana diperkirakan akan memutuskan untuk mendukung gugatan yang diajukan 24 negara bagian yang berusaha mempertahankan Title 42 ketika proses pengadilan berlangsung. Hakim Distrik AS Robert Summerhays, yang ditunjuk oleh Presiden Donald Trump, mengatakan dia akan menyampaikan putusan itu sebelum tanggal 23 Mei.
Jika hakim mengizinkan dicabutnya Title 42, pihak Kongres AS mungkin berusaha mempertahankan aturan tersebut dalam aliansi antara Partai Republik dan beberapa anggota Partai Demokrat yang khawatir bahwa peningkatan jumlah migran ilegal yang diantisipasi secara luas akan menempatkan mereka pada posisi yang sulit pada pemilihan paruh waktu November mendatang. [lt/rs]