Protes oposisi terus berlanjut di Yerevan, Jumat (26/2) menuntut pengunduran diri Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan.
Unjuk rasa itu terjadi setelah Pashinyan menuduh sejumlah pejabat tinggi militer mencoba melakukan kudeta setelah mereka meminta dirinya untuk mundur. Ini semakin membakar protes berbulan-bulan menuntut pengunduran diri Pashinyan menyusul kekalahan Armenia dalam konflik dengan Azerbaijan mengenai kawasan Nagorno-Karabakh.
Pashinyan menghadapi kritik tajam sejak menandatangani perjanjian damai pada tanggal 10 November yang membuat Azerbaijan merebut kembali kendali atas sebagian besar wilayah Nagorno-Karabakh dan kawasan sekitarnya yang telah dikuasai pasukan Armenia selama lebih dari seperempat abad.
Protes oposisi meningkat minggu ini, dan perseteruan Pashinyan dengan para pejabat tinggi militernya telah melemahkan posisinya, meningkatkan kekhawatiran tentang stabilitas di kawasan Kaukasus Selatan yang strategis itu, yang merupakan jalur pengiriman minyak mentah Azerbaijan di kawasan Kaspia ke pasar negara-negara barat. [lj/uh]