Penjaga Pantai Filipina (PCG) berkomitmen untuk mempertahankan keberadaannya di daerah sengketa di Laut China Selatan, untuk memastikan China tidak melakukan aktivitas reklamasi di Sabina Shoal, kata juru bicara PCG, Senin (13/5).
PCG pada Sabtu mengatakan telah mengirim sebuah kapal ke Sabina Shoal. Filipina menuduh China membangun pulau buatan di sana, di tengah-tengah perselisihan maritim yang meruncing. Pengiriman tersebut merupakan tambahan bagi dua kapal lain yang ditempatkan secara bergilir di area tersebut.
Sejak pengiriman kapal pada pertengahan April, penjaga pantai mengatakan telah menemukan tumpukan karang mati dan hancur yang dibuang di gundukan pasir di Sabina Shoal, sehingga mengubah luas dan ketinggian beting tersebut.
Juru bicara PCG, Jay Tarriela mengatakan pada konferensi pers hari Senin bahwa Penjaga Pantai harus memastikan mereka mampu mencegah “China berhasil melakukan reklamasi di Sabina Shoal.”
Ia mengatakan penjaga pantai berkomitmen untuk mempertahankan kehadiran di perairan dangkal itu, yang dinamai Escoda oleh Manila.
Berlokasi di dalam zona ekonomi eksklusif Filipina, beting itu menjadi tempat bertemunya kapal-kapal yang melakukan misi pengiriman pasokan untuk pasukan Filipina yang ditempatkan di kapal perang yang dikandaskan di Second Thomas Shoal, tempat Manila dan China kerap bentrok di laut.
China telah melakukan reklamasi lahan yang meluas di beberapa pulau di Laut China Selatan, membangun fasilitas angkatan udara dan fasilitas militer lain, sehingga menimbulkan kekhawatiran di Washington dan kawasan di sekitarnya.
Tarriela percaya bahwa penjaga pantai berhasil menghalangi China melakukan reklamasi skala kecil. Mereka belum mendokumentasikan aktivitas apa pun dari kapal-kapal China yang berada di Sabina Shoal sejak PGC mengirimkan kapal tanggap multiperan di sana pada pertengahan April.
“China tidak ingin ketahuan,” kata Tarriela.
Belum ada komentar langsung dari Kedutaan China di Manila terkait pernyataan Tarriela.
“China mempunyai kedaulatan yang tak dapat disangkal atas Laut China Selatan dan perairan di sekitarnya,” kata sebuah pernyataan dari kedutaan China hari Minggu.
China mengklaim hampir seluruh wilayah perairan penting itu, termasuk beberapa bagian yang diklaim oleh Filipina, Brunei, Malaysia, Taiwan dan Vietnam. Mahkamah Arbitrase Tetap memutuskan pada tahun 2016 bahwa klaim Beijing tidak memiliki dasar berdasarkan hukum internasional, suatu putusan yang ditolak China. [uh/ns]
Forum