Sebuah kapal penjaga pantai Vietnam tiba di Manila, Senin (5/8) untuk kunjungan persahabatan selama empat hari dan latihan gabungan sementara kedua negara berusaha mengesampingkan sengketa teritorial mereka sendiri dalam upaya menghadapi meningkatnya ketegangan dengan China atas kendali tempat-tempat penting di Laut Cina Selatan.
Filipina dan Vietnam termasuk di antara pengkritik paling vokal atas tindakan China yang semakin bermusuhan di perairan yang disengketakan, yang merupakan rute perdagangan dan keamanan global utama. Kedua negara tetangga di Asia Tenggara itu sendiri memiliki klaim yang tumpang tindih di jalur laut yang sibuk tersebut bersama dengan Malaysia, Brunei, dan Taiwan. Sengketa tersebut dianggap sebagai “titik api” atau pemicu konflik di Asia dan “garis patahan” atau bagian yang lemah dan rapuh dalam persaingan regional AS-China.
Sebagai sambutan, personel penjaga pantai tuan rumah mengibarkan bendera Filipina dan Vietnam dan sebuah band militer memainkan alat musik tiup di bawah sinar matahari pagi di pelabuhan Manila sementara kapal penjaga pantai Vietnam berbobot 2.400 ton dengan 80 awak berlabuh. Sebagian perwira kapal itu memberikan hormat dari dek bawah dan atas kapal bercat putih sepanjang 90 meter itu.
Selama berada di Manila, kedua pasukan penjaga pantai dijadwalkan akan mengadakan pembicaraan dan saling mengunjungi kapal masing-masing. Mereka akan mengadakan latihan SAR serta latihan penanggulangan kebakaran dan ledakan di Teluk Manila, yang terletak di pantai barat Filipina bagian utara yang menghadap Laut Cina Selatan.
“Ini adalah contoh yang bagus, cara yang bagus untuk meredakan situasi,” kata juru bicara penjaga pantai Filipina Laksamana Muda Armand Balilo. “Ini menunjukkan bahwa bahkan negara-negara yang memiliki klaim tumpang tindih pun berkesempatan untuk memelihara hubungan.”
Kolonel Hoang Quoc Dat, yang memimpin delegasi penjaga pantai Vietnam, mengatakan dalam sebuah pidato bahwa kunjungan mereka ke pelabuhan Manila adalah cara untuk memperkuat “hubungan kerja sama kedua negara demi keuntungan bersama.”
“Ini akan mendorong dan meningkatkan efisiensi dalam berbagi informasi dan koordinasi dalam penegakan hukum maritim, sesuai dengan hukum internasional,” katanya. Dia menambahkan bahwa kolaborasi yang bersahabat berkontribusi pada “pelestarian dan perlindungan keamanan dan keselamatan maritim di kawasan tersebut.” [lt/uh]
Forum