Selain merupakan bulan suci penuh berkah dan diisi dengan berbagai ibadah secara khusuk, Ramadan juga berarti hidangan khusus untuk buka puasa atau iftar, sesuai dengan latar belakang etnis maupun ras orang yang bersangkutan.
Namun, sesuai dengan contoh nabi Muhammad, SAW, ada satu jenis hidangan yang oleh Muslim sebisa mungkin disediakan untuk buka puasa, yakni kurma. Oleh karena itu, penjualan kurma di Amerika juga meningkat tajam.
Di seluruh dunia, Muslim berbuka puasa dengan berbagai makanan khas dari negara masing-masing. Di Indonesia, misalnya, banyak di antara umat Islam yang berbuka puasa dengan hidangan berupa es blewah atau kolak nangka atau pisang.
Kekhasan hidangan ini seringkali dipertahankan atau setidaknya diusahakan bahkan ketika seseorang telah lama merantau di negeri orang. Contohnya adalah seorang sahabat, Irfan Ihsan, yang telah hampir 10 tahun di Amerika.
“Sebenarnya ini mengadaptasi es blewah kalau di Jakarta, tapi kan mencari blewah di sini susah, jadi dimodifikasi dengan cantaloupe. Cara prosesnya hampir sama. Kalau di Indonesia cantaloupe itu kan dikenal sebagai melon yang isinya berwarna oranye, dan itu manis sekali, jauh lebih manis daripada blewah,” kata Irfan.
Selain es blewah, ada satu jenis hidangan lain yang boleh dikatakan hampir tidak pernah absen untuk buka puasa.
“Kurma juga tidak ketinggalan. Hanya saja, kurma ini dibuat berbeda, yakni bijinya dibuang dan diganti dengan almond atau keju,” katanya.
Memang, kurma merupakan sajian khas buka puasa di seluruh dunia, sesuai dengan contoh yang diberikan sendiri oleh nabi Muhammad, SAW. Di Amerika, menurut Irfan, kurma ternyata tidak sulit didapat.
“Di Washington DC dan sekitarnya kurma sangat mudah didapat karena, pertama, halal store itu banyak, tersebar di mana-mana. Saya tinggal di Maryland dan di sekitar rumah saya ada banyak halal store yang menyediakan berbagai macam kurma, baik produk lokal, Amerika, maupun impor dari Timur Tengah. Kedua, di sini juga ada jaringan toko grosir yang besar dan tersebar di mana-mana. Jaringan toko grosir besar ini bernama Costco yang juga menyediakan kurma jenis medjool yang gede.”
Oleh karena itu penjualan kurma selama bulan suci Ramadan di Amerika juga melonjak tajam, seiring dengan semakin banyaknya warga Muslim, terutama para imigran dari negara-negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam. Selain itu para produsen juga disibukkan dengan pesanan ekspor. Pengiriman kurma ke luar negeri juga meningkat, terutama ke negara-negara berpenduduk mayoritas Muslim, termasuk ke negara-negara di Timur Tengah, misalnya Qatar dan Uni Arab Emirat.
Sebagian besar kurma Amerika berasal dari Coachella Valley atau Lembah Coachella di California. Seperti dilansir oleh Press Enterprise penjualan kurma dari kawasan itu selama Ramadan meningkat tajam, yakni mencapai 40 persen dari total penjualan tahunan. Produsen kurma di kawasan itu bahkan mulai sibuk dengan pengiriman ekspor kurma untuk memenuhi pesanan luar negeri sejak 10 minggu sebelum Ramadan, sementara penjualan di dalam negeri mulai melonjak sekitar tiga minggu menjelang awal bulan puasa. Dari Coachella Valley saja, omset bisnis kurma diperkirakan mencapai 50 juta dollar per tahun.
Kurma mulai ditanam di Lembah Coachella sejak tahun 1900. Ketika itu, Departemen Pertanian Amerika mengirim delegasi yang disebut “penjelajah pertanian” ke berbagai belahan dunia untuk mencari jenis-jenis tanaman asing yang mungkin bisa ditanam di Amerika. Satu tim yang pergi ke India membawa pulang benih pohon kurma dan dari berbagai penelitian, mereka menemukan Lembah Coachella di California itu sebagai lahan yang cocok untuk menanam pohon kurma. Kurma kemudian juga ditanam di tempat-tempat lain, termasuk di negara bagian Arizona yang beriklim mirip padang pasir.