Seorang pensiunan perwira angkatan darat yang berusaha menggulingkan pemerintah Papua Nugini minggu lalu, diajukan ke pengadilan hari Minggu atas tuduhan melakukan pemberontakan.
Kata polisi, Kolonel Yaura Sasa ditangkap hari Sabtu, ketika ia dan kira-kira 30 orang tentara pemberontak menangkap pemimpin militer tertinggi dalam sergapan tidak berdarah yang terjadi hari Kamis pagi.
Sasa mengancam akan mengambil sejumlah tindakan militer kalau Perdana Menteri Peter O’Neill tidak mengindahkan perintah Mahkamah Agung untuk mendudukkan kembali Perdana Menteri Michael Somare yang digulingkan.
Krisis itu berakhir Kamis siang setelah polisi menangkap sedikitnya 15 orang tentara yang memberontak dan membebaskan komandan militer yang disandera itu.
Usaha pemberontakan itu adalah insiden terbaru yang menghantui kebuntuan politik di Papua Nugini sejak bulan Desember, ketika Mahkamah Agung mengatakan perdana menteri Somare digantikan secara tidak sah ketika ia sedang berobat di luar negeri.
Gubernur-jenderal Michael Ogio semula menjalankan keputusan Mahkamah Agung itu dan mengembalikan Somare ke jabatan perdana menteri, sehingga ada dua pemerintahan yang bersaing di negeri itu. Ogio menarik keputusannya dua hari kemudian dan Peter O’Neill kembali memegang jabatan dengan dukungan sebagian besar anggota pemerintahan. Tapi Michael Somare tidak mau mengaku kalah dan berkeras bahwa ia adalah pemimpin Papua Nugini yang sah.