Departemen Pertahanan Amerika, Pentagon mengatakan perselisihan diplomatik antara Turki dan Amerika tidak mempengaruhi operasi militer atau personil dari Turki, termasuk usaha untuk mengalahkan militan ISIS di Irak dan Suriah.
"Saya dapat memastikan bahwa perkembangan ini tidak mempengaruhi operasi atau personil kami," kata juru bicara Pentagon Kolonel Angkatan Darat Robert Manning kepada wartawan pada hari Selasa (10/10).
"Operasi koalisi kontra ISIS dari Incirlik dan fasilitas Turki lainnya dikoordinasikan dengan ketat dan mendapat dukungan penuh dari mitra kami dari Turki," tambahnya.
Manning juga mengatakan bahwa pangkalan Angkatan Udara Turki di Incirlik terus "memenuhi peran penting" dalam operasi NATO dan koalisi.
Sejak berdirinya ISIS, koalisi pimpinan Amerika telah menggunakan Pangkalan Udara Incirlik sebagai pangkalan bertolak untuk melakukan serangan udara terhadap ISIS di Suriah dan Irak utara. Pangkalan ini juga digunakan untuk mendukung pasukan Amerika di kedua negara.
Pesawat tempur dari kapal-induk di Laut Tengah yang menggempur ISIS juga biasanya terbang melalui wilayah udara Turki dalam melakukan misinya.
Hubungan antara Turki dan Amerika, sekutu dalam NATO, telah mencapai titik terendah baru, dengan kedua negara saling membatasi perjalanan bisnis dan wisata antara keduanya.
Pekan lalu, Turki menangkap seorang karyawan konsulat Amerika dan warga negara Turki, menuduhnya mengadakan komunikasi tetap dengan para pemuka yang dianggap oleh Turki sebagai jaringan teroris yang dituduhnya sebagai otak kudeta gagal terhadap Presiden Erdogan tahun lalu.
Setelah penangkapan tersebut, Kedutaan Amerika di Ankara mengumumkan bahwa pihaknya akan menghentikan sementara pemberian visa non imigran ke Amerika -- tindakan yang dijawab setimpal oleh Turki. [sp]