Tautan-tautan Akses

Penulis Muda Gunakan Imajinasi untuk Suarakan Muslimah Muda


Remaja Muslim Amerika Berprofesi Penulis
mohon tunggu

No media source currently available

0:00 0:02:17 0:00

Maryam Durrani , Remaja Muslim Amerika Berprofesi Penulis

Maryam Durrani adalah seorang anak cerdas yang menulis buku pertamanya pada usia 13 tahun, menjadikannya salah satu penulis termuda di AS. Remaja berhijab ini juga melawan stereotipe yang pada umumnya terkait dengan Muslim dan anak perempuan.

Maryam Durrani adalah seorang remaja AS dengan imajinasi luar biasa dan senang bercerita tentang ruang bawah tanah, ular naga, kerajaan dan anak perempuan.

Durrani menulis buku pertamanya pada usia 13 tahun. Lalu, dia menemukan sebuah situs bernama wattpad.com, dimana dia bisa mengunggah cerita dan mendapatkan masukan dari para pembaca.

“Salah satu tulisan saya dibaca setengah juta kali. Orang-orang masih membacanya. Saya bisa melihat tanggapan mereka atas karya saya. Suatu hari seseorang menghubungi saya dan bertanya apakah mereka boleh menulis ulang dan mengedit buku saya dan menerbitkannya untuk seseorang sebagai hadiah. Dan saya pikir, tunggu… itu ide yang bagus! Kenapa saya tidak melakukannya? Kenapa tidak saya menjual buku saya sendiri?,” tutur Maryam Durrani.

Durrani, kini berusia 18 tahun, mengatakan keberhasilannya menulis tidak lepas dari peran orangtuanya. Ayahnya, Irfan Durrani, membantu menerbitkan buku-bukunya. Sementara ibunya, Zainab Durrani, menyemangatinya untuk membuat karya literatur.

Novel-novel hasil karya penulis remaja Maryam Durrani. (Foto: VOA/video-screengrab)
Novel-novel hasil karya penulis remaja Maryam Durrani. (Foto: VOA/video-screengrab)

“Maryam selalu menyukai buku. Saya ingat ketika dia berusia tiga tahun, setiap kali dia sedang marah, satu-satunya cara untuk menghiburnya adalah dengan membacakan buku untuknya. Dan saya tahu dari ekspresi wajahnya bahwa dia bisa terbuai dalam dunia imajinasinya,” ujar Zainab.

Tapi remaja itu bosan dengan buku-buku dengan jalan cerita tradisional, di mana seringkali tokoh laki-laki yang jadi pahlawan. Karena itu dia memutuskan untuk mengubahnya, dengan menciptakan tokoh-tokoh yang akan menarik perhatian anak-anak perempuan.

“Saya ingin menulis mengenai seseorang yang bisa dijadikan idola. Dari situlah muncul gagasan untuk menciptakan seorang tokoh utama perempuan. Dia seorang ksatria. Dia bisa melakukan apa saja yang diinginkannya. Dan dia kuat! Saya ingin menulis tentang seorang idola bagi saya dan anak-anak perempuan lainnya,” imbuh Maryam.

Orangtuanya sangat bangga dengan prestasi Maryam sebagai penulis, tapi yang lebih membanggakan adalah puterinya telah menjadi idola bagi banyak anak perempuan – termasuk mereka yang mengenakan hijab seperti Maryam. [vm/ii]

XS
SM
MD
LG