Satu tahun terakhir ini China telah mengadakan salah satu pengadilan politik terbesar dalam puluhan tahun terakhir dan untuk pertama kalinya menyiarkan secara langsung jalannya persidangan lewat internet.
Sementara persidangan terhadap bintang politik yang disingkirkan, Bo Xilai, menjadi berita utama media internasional, pejabat-pejabat tinggi di perusahaan-perusahaan milik negara juga menjadi sasaran.
Hu Xingdou, ekonom di Beijing Institute of Technology, mengatakan gembar-gembor kampanye anti-korupsi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hu mengatakan sangat jarang partai yang berkuasa membenahi institusinya sendiri dan memberantas masalah-masalah dalam institusi itu. Penumpasan secara keseluruhan itu secara substansial tidak berbeda dengan apa yang telah dilakukan di masa lalu.
Angka statistik pemerintah China menunjukkan jumlah pejabat yang diselidiki tahun ini telah meningkat secara signifikan dibanding tahun sebelumnya. Tetapi He Bing, seorang ilmuwan Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas China mengatakan ada perubahan intensitas dalam kampanye anti-politik tersebut.
He Bing mengatakan ada sekitar 20 pejabat di tingkat wakil menteri yang telah ditangkap tahun ini dan aksi penumpasan ini dilakukan dengan giat. Ia menambahkan meskipun orang bisa bicara tentang pemberantasan korupsi, yang penting adalah menangkap mereka yang korupsi.
Salah satu hasil pengadilan pejabat tinggi itu telah meningkatkan pengawasan terhadap pejabat-pejabat yang tampak boros dan menyulitkan mereka untuk memamerkan kekayaan dan menyalahgunakan uang pajak. Media mengecam seorang pejabat lokal di Beijing yang memutuskan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan putranya secara besar-besaran selama tiga hari bulan Oktober lalu. Ia kemudian dipecat dari kantornya.
Sepanjang tahun lalu sejumlah restoran yang biasa melangsungkan jamuan-jamuan besar terkena pukulan keras dan banyak dari mereka merugi hampir separuhnya.
Di Yuetan Street Beijing, yang juga dikenal sebagai Ministry Street karena banyaknya kantor-kantor pemerintah di jalan tersebut, para penjual minuman keras berkualitas tinggi mengatakan penjualan mereka anjlok tahun ini sekitar 30 persen.
Manajer salah satu restoran kelas atas di Yuetan Street yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bisnis mereka sangat lesu sehingga ia harus mengubah haluan ke bisnis Teppanyaki Jepang, gaya masakan yang menggunakan wajan besi untuk memasak makanan, dan menyewakan lantai atas bangunannya.
Masalah ekonomi seperti itu, meski menyakitkan, merupakan hal yang baik menurut ekonom Hu Xingdou, karena ketergantungan berlebihan terhadap pengeluaran pemerintah menciptakan ekonomi palsu.
Hu Xingdou mengatakan ongkos administrasi pemerintah China sangat besar dan menurut data statistik resmi, 25 persen pendapatan pemerintah dihabiskan untuk pengeluaran-pengeluaran administratif ini.
Hu Xingdou mengatakan beberapa ilmuwan menyebut angka itu sekitar 35 persen dan ada yang mengatakan bahkan mencapai 50 persen. Dengan kata lain, tambahnya, sekitar separuh anggaran publik digunakan untuk membayar pengeluaran pemerintah.
Warga China tampaknya gembira dengan perubahan-perubahan itu. Li, yang bekerja di sebuah restoran, mengatakan meski bisnisnya merugi, secara keseluruhan upaya untuk memangkas pemborosan itu merupakan hal baik dan tampaknya membawa kemajuan di kota-kota.
Namun pejabat-pejabat lokal masih perlu diawasi lebih seksama, tambahnya.
Li mengatakan begitu banyak korupsi di tingkat lokal. Contohnya seorang kepala desa yang korup bisa memperoleh ratusan ribu dan bahkan jutaan yuan China.
Satu hal yang sedang diupayakan pemerintah China adalah memungkinkan anggaran pemerintah lokal dan pusat yang lebih transparan. He Bing mengatakan hal ini bisa berdampak luas pada kinerja pemerintah secara keseluruhan.
He Bing mengatakan "Jika kita tahu bagaimana pejabat-pejabat China menghabiskan anggaran, kita tidak saja bisa mengontrol pemborosan tetapi juga penyalahgunaan kekuasaan yang mendorong penyalahgunaan anggaran tersebut."
Untuk semua bentuk pengawasan yang dilakukan Presiden Xi Jinping terhadap korupsi, sebagian analis mengatakan pengawasan publik atas pemerintah terbatas karena adanya pengetatan kebebasan berpendapat. Aturan-aturan baru dengan hukuman yang sangat berat bagi penyebarluasan informasi melalui internet membuat dingin aksi-aksi protes. Beberapa analis mengatakan pelonggaran aturan-aturan ini akan membuat publik bisa memainkan peran yang lebih besar dalam mengawasi para pejabat tersebut.
Sementara persidangan terhadap bintang politik yang disingkirkan, Bo Xilai, menjadi berita utama media internasional, pejabat-pejabat tinggi di perusahaan-perusahaan milik negara juga menjadi sasaran.
Hu Xingdou, ekonom di Beijing Institute of Technology, mengatakan gembar-gembor kampanye anti-korupsi seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya. Hu mengatakan sangat jarang partai yang berkuasa membenahi institusinya sendiri dan memberantas masalah-masalah dalam institusi itu. Penumpasan secara keseluruhan itu secara substansial tidak berbeda dengan apa yang telah dilakukan di masa lalu.
Angka statistik pemerintah China menunjukkan jumlah pejabat yang diselidiki tahun ini telah meningkat secara signifikan dibanding tahun sebelumnya. Tetapi He Bing, seorang ilmuwan Fakultas Hukum dan Ilmu Politik Universitas China mengatakan ada perubahan intensitas dalam kampanye anti-politik tersebut.
He Bing mengatakan ada sekitar 20 pejabat di tingkat wakil menteri yang telah ditangkap tahun ini dan aksi penumpasan ini dilakukan dengan giat. Ia menambahkan meskipun orang bisa bicara tentang pemberantasan korupsi, yang penting adalah menangkap mereka yang korupsi.
Salah satu hasil pengadilan pejabat tinggi itu telah meningkatkan pengawasan terhadap pejabat-pejabat yang tampak boros dan menyulitkan mereka untuk memamerkan kekayaan dan menyalahgunakan uang pajak. Media mengecam seorang pejabat lokal di Beijing yang memutuskan untuk menyelenggarakan pesta pernikahan putranya secara besar-besaran selama tiga hari bulan Oktober lalu. Ia kemudian dipecat dari kantornya.
Sepanjang tahun lalu sejumlah restoran yang biasa melangsungkan jamuan-jamuan besar terkena pukulan keras dan banyak dari mereka merugi hampir separuhnya.
Di Yuetan Street Beijing, yang juga dikenal sebagai Ministry Street karena banyaknya kantor-kantor pemerintah di jalan tersebut, para penjual minuman keras berkualitas tinggi mengatakan penjualan mereka anjlok tahun ini sekitar 30 persen.
Manajer salah satu restoran kelas atas di Yuetan Street yang tidak ingin disebut namanya mengatakan bisnis mereka sangat lesu sehingga ia harus mengubah haluan ke bisnis Teppanyaki Jepang, gaya masakan yang menggunakan wajan besi untuk memasak makanan, dan menyewakan lantai atas bangunannya.
Masalah ekonomi seperti itu, meski menyakitkan, merupakan hal yang baik menurut ekonom Hu Xingdou, karena ketergantungan berlebihan terhadap pengeluaran pemerintah menciptakan ekonomi palsu.
Hu Xingdou mengatakan ongkos administrasi pemerintah China sangat besar dan menurut data statistik resmi, 25 persen pendapatan pemerintah dihabiskan untuk pengeluaran-pengeluaran administratif ini.
Hu Xingdou mengatakan beberapa ilmuwan menyebut angka itu sekitar 35 persen dan ada yang mengatakan bahkan mencapai 50 persen. Dengan kata lain, tambahnya, sekitar separuh anggaran publik digunakan untuk membayar pengeluaran pemerintah.
Warga China tampaknya gembira dengan perubahan-perubahan itu. Li, yang bekerja di sebuah restoran, mengatakan meski bisnisnya merugi, secara keseluruhan upaya untuk memangkas pemborosan itu merupakan hal baik dan tampaknya membawa kemajuan di kota-kota.
Namun pejabat-pejabat lokal masih perlu diawasi lebih seksama, tambahnya.
Li mengatakan begitu banyak korupsi di tingkat lokal. Contohnya seorang kepala desa yang korup bisa memperoleh ratusan ribu dan bahkan jutaan yuan China.
Satu hal yang sedang diupayakan pemerintah China adalah memungkinkan anggaran pemerintah lokal dan pusat yang lebih transparan. He Bing mengatakan hal ini bisa berdampak luas pada kinerja pemerintah secara keseluruhan.
He Bing mengatakan "Jika kita tahu bagaimana pejabat-pejabat China menghabiskan anggaran, kita tidak saja bisa mengontrol pemborosan tetapi juga penyalahgunaan kekuasaan yang mendorong penyalahgunaan anggaran tersebut."
Untuk semua bentuk pengawasan yang dilakukan Presiden Xi Jinping terhadap korupsi, sebagian analis mengatakan pengawasan publik atas pemerintah terbatas karena adanya pengetatan kebebasan berpendapat. Aturan-aturan baru dengan hukuman yang sangat berat bagi penyebarluasan informasi melalui internet membuat dingin aksi-aksi protes. Beberapa analis mengatakan pelonggaran aturan-aturan ini akan membuat publik bisa memainkan peran yang lebih besar dalam mengawasi para pejabat tersebut.