Tautan-tautan Akses

Penyelam AL Thailand Kembali Cari 12 Remaja yang Hilang


Beberapa tim pencari berkumpul di gua dalam yang menjadi lokasi hilangnya sekelompok anak laki-laki di Chiang Rai, bagian utara Thailand, Senin, 25 Juni 2018. Dua belas anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka hilang di gua-gua yang terkurung air pasang sejak Sabtu, 23 Juni 2018.
Beberapa tim pencari berkumpul di gua dalam yang menjadi lokasi hilangnya sekelompok anak laki-laki di Chiang Rai, bagian utara Thailand, Senin, 25 Juni 2018. Dua belas anak laki-laki dan pelatih sepak bola mereka hilang di gua-gua yang terkurung air pasang sejak Sabtu, 23 Juni 2018.

Sekitar selusin penyelam Angkatan Laut SEAL dan penyelamat lain kembali memasuki gua yang terendam air pasang di bagian utara Thailand, Selasa (26/6) pagi untuk mencari 12 remaja laki-laki dan pelatih sepak bola yang terdampar selama tiga malam di deretan gua-gua besar yang terkurung air pasang.

Seperti dilaporkan Associated Press, meskipun hujan turun lebih lebat pada Senin (25/6/2018) malam, sebagian bagian dalam gua tetap kering. Saluran listrik diperpanjang hingga ke bagian dalam gua untuk memberi cahaya dan ventilasi, serta membantu para penyelam yang masuk ke dalam gua berkomunikasi dengan tim yang berada di luar.

Deretan gua yang luas memanjang sejauh beberapa kilometer itu memiliki sejumlah ruang dan lorong-lorong sempit, dengan bebatuan dan perubahan ketinggian. Meski demikian, para petugas mengatakan mereka berharap anak-anak itu berhasil menemukan tempat yang aman dari banjir.

Dua belas anak laki-laki berusia 11-16 tahun, dan pelatih mereka yang berusia 25 tahun, diyakini memasuki gua Tham Luang Nang Non di Provinsi Chiang Rai, Sabtu (23/6/2018) petang. Laporan seorang ibu bahwa putranya tidak kembali ke rumah selepas latihan sepak bola hari itu, mendorong pencarian.

Air pasang pada Senin malam membuat frustrasi upaya pencarian lebih jauh ke dalam gua, dan upaya pencarian itu untuk sementara dihentikan. Pada malam hari, tim penyelamat dan petugas urusan listrik memperpanjang jalur listrik hingga satu kilometer ke dalam gua.

Sementara itu di luar pintu masuk gua para orang tua menunggu sepanjang malam di dalam tenda-tenda, ditengah rintik hujan. Tim medis berjaga di tenda lain di dekatnya. Sejumlah sepeda, tas punggung dan sepatu bola yang ditinggalkan ke-12 remaja laki-laki itu tampak berada di pintu masuk gua.

Keluarga korban dan sejumlah orang lain pada Selasa pagi melakukan upacara ritual memanggil mereka yang hilang. Mereka memukul drum dan gong, sementara dua anggota keluarga memegang jaring ikan sebagai simbol untuk memancing keluar roh-roh yang hilang, dari gua itu.

Penyelenggara upacara Jiratat Kodyee membantu ritual itu sebagai cara tradisional guna menunjukkan dukungan bagi keluarga ke-12 remaja laki-laki tersebut. [em/al]

XS
SM
MD
LG