Tautan-tautan Akses

Penyelidikan AS Ungkap Skandal Korupsi dan Suap Pejabat FIFA


Jaksa Agung AS Loretta Lynch saat mengumumkan dakwaan kasus korupsi dan suap di lingkungan pejabat FIFA dalam konferensi pers di Brooklyn, New York hari Rabu (27/5).
Jaksa Agung AS Loretta Lynch saat mengumumkan dakwaan kasus korupsi dan suap di lingkungan pejabat FIFA dalam konferensi pers di Brooklyn, New York hari Rabu (27/5).

Jaksa Agung AS mengatakan Rabu (27/5) bahwa korupsi dan suap telah mencemari badan sepak bola dunia (FIFA) selama lebih dari dua dekade.

Jaksa Agung AS Loretta Lynch mengatakan kebohongan, korupsi dan suap telah mencemari badan sepak bola dunia, FIFA, selama lebih dari dua dekade.

Lynch berbicara pada sebuah konferensi pers hari Rabu (27/5) di New York bersamaan dengan pengumuman dakwaan federal terhadap 14 orang dalam penyelidikan terhadap FIFA. Lynch menyebut tuduhan itu korupsi "merajalela, sistemik dan berakar" yang "sangat merugikan banyak korban."

Dia mengatakan bahwa sejak tahun 1991, dua generasi pejabat FIFA menggunakan posisi mereka untuk meminta suap dari pemasar olahraga dengan imbalan hak komersial untuk turnamen sepak bola.

"Mereka melakukan ini berulang-ulang, tahun demi tahun, turnamen demi turnamen," kata Lynch. "Mereka merusak bisnis sepak bola di seluruh dunia untuk kepentingan mereka dan untuk memperkaya diri."

Dakwaan AS itu mencakup 47 tuduhan terhadap 14 pejabat dan mantan pejabat tinggi FIFA yang menutup-nutupi tindakan pemerasan, penipuan transaksi dan pencucian uang dalam sebuah skema di mana eksekutif media olahraga membayar atau setuju membayar jutaan dolar guna memperoleh hak-hak pemasaran di turnamen-turnamen sepakbola itu.

Menurut Jaksa Agung Amerika, korupsi dan suap tidak hanya di bidang pemasaran olahraga, tapi meluas ke pemilihan presiden FIFA 2011, dan ke perjanjian terkait sponsor tim nasional sepak bola Brazil oleh perusahaan pakaian olahraga AS.

XS
SM
MD
LG