Penyidik khusus yang menyelidiki campur tangan Rusia terhadap pemilu presiden Amerika tahun 2016 menuduh seorang pengacara yang berkantor di London telah berbohong kepada tim penyelidik tentang kontak-kontaknya dengan Rick Gates, mantan pembantu tim kampanye Presiden Trump.
Kantor Penyidik Khusus Robert Mueller membeberkan tuduhan terhadap pengacara Alex Van der Zwaan itu hari Selasa (20/2). Harapannya, Van der Zwaan akan mengaku bersalah di pengadilan di Washington DC. Van der Zwaan adalah menantu milyarder Rusia German Khan dan telah bekerja di kantor pengacara terkemuka di New York – Skadden, Arps, Slate, Meagher & Flom – tetapi perusahaan itu mengatakan telah memecatnya tahun lalu.
Kantor Mueller menuduh pengacara itu, ketika bekerja bagi Skadden, secara keliru mengklaim bahwa kontak terakhirnya dengan Gates adalah pada pertengahan Agustus 2016. Badan kuasa hukum itu telah disewa oleh Kementerian Kehakiman Ukraina tahun 2012 untuk mempersiapkan laporan tentang pengadilan mantan Perdana Menteri Ukraina Yulia Tymoshenko, yang telah dinyatakan bersalah melakukan penggelapan dan penyalahgunaan kekuasaan dan dipenjara, namun kemudian dibebaskan dari tuntutan tersebut.
Jaksa menilai Van der Zwaan berbohong ketika mengatakan ia tidak tahu mengapa sebuah email antara dirinya dan seseorang yang tidak disebut namanya – pada bulan September 2016 – tidak diserahkan ke kantor Mueller, padahal sebenarnya ia telah menghapus email tersebut. Informasi kriminal yang disampaikan terhadap Van der Zwaan juga menuduh bahwa ia telah berbohong tentang komunikasi terakhirnya dengan Gates dan orang yang tidak disebut namanya itu.
Oktober lalu Gates dan mantan ketua tim kampanye Trump, Paul Manafort, didakwa dengan tuduhan pencucian uang terkait pekerjaan konsultasi yang mereka lakukan di Ukraina bagi pemerintahan yang didukung Rusia dan ketika itu dipimpin oleh President Viktor Yanukovych, yang digulingkan oleh pemberontakan rakyat tahun 2014 dan kemudian mengasingkan diri ke Rusia.
Pekan lalu Mueller mendakwa 13 warga negara Rusia dan tiga entitas Rusia karena melakukan kampanye “perang informasi” secara ilegal untuk mengganggu jalannya pemilihan presiden Amerika tahun 2016, demi membantu kemenangan Trump.
Sebelumnya, mantan penasihat keamanan nasional Trump, Michael Flynn, dan penasehat urusan luar negeri George Papadopoulos telah mengaku bersalah karena berbohong kepada tim penyidik tentang kontak-kontak mereka dengan Rusia. [em/jm]