Presiden Amerika Donald Trump telah menegaskan dalam berbagai kesempatan bahwa kampanye kepresidenannya pada tahun 2016 tidak ada sangkut pautnya dengan Rusia.
“Waktunya Upaya Mencari-cari Kesalahan Berakhir!” cuit Trump, Sabtu lalu. “Setelah dua tahun dan jutaan halaman dokumen (dan biaya lebih dari 30 juta dolar) tidak ada kolusi!” cuit Trump sebelumnya.
Tetapi investigasi penyidik khusus mengenai campur tangan Rusia dalam kemenangan Trump atas calon partai Demokrat Hillary Clinton telah menemukan banyak bukti yang mengaitkan rekan-rekan Trump dengan Rusia.
Dalam satu setengah tahun setelah Robert Mueller memimpin investigasi mengenai kemungkinan kolusi, dokumen dakwaan menuduh bahwa lebih dari sepuluh rekan Trump, mulai dari mantan manajer kampanyenya, Paul Manafort, hingga menantu sekaligus penasihat seniornya, Jared Kushner, berkomunikasi dengan orang-orang Rusia dengan beragam cara, selama dan setelah pemilu.
Sementara investigasi Mueller berlangsung di bawah kerahasiaan, bukti yang dirujuk penyidik khusus itu dalam berbagai dokumen pengadilan menunjukkan kontak yang lebih dalam dan luas daripada yang diduga semula antara orang-orang di sekitar Trump dan agen-agen Rusia yang berusaha mendapatkan pengaruh dengan presiden dari partai Republik itu.
Pengungkapan terbaru mengenai pertalian antara Trump dan Rusia tampak dalam tuntutan hukuman bagi mantan penasihat hukum Trump, Michael Cohen, yang pekan lalu mengaku bersalah berbohong kepada Kongres mengenai upaya-upaya Trump, selama kampanye, untuk membangun gedung Trump di Moskow. [uh]