Keterlibatan Arab Saudi dalam perang saudara di Yaman semakin mendapat sorotan setelah serangan udara Saudi di sebuah acara pemakaman di negara tetangganya, Yaman, Sabtu lalu, yang menewaskan 142 pelayat dan mencederai ratusan lainnya.
PBB mengecam kekerasan di Yaman itu. Pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran menyalahkan Amerika Serikat dan koalisi pimpinan Saudi atas pengeboman di Sana’a itu.
Para demonstran berdatangan hari Senin di ibukota Lebanon, Beirut, untuk memprotes intervensi Saudi di Yaman.
"Kami datang ke sini untuk mengatakan kepada rakyat Yaman bahwa darah mereka adalah darah kami, martir mereka adalah martir kami, anak-anak mereka adalah anak-anak kami, kaum perempuan mereka adalah perempuan kami dan kaum lelaki mereka adalah lelaki kami. Kami bersama mereka," kata Batul Fahes, salah seorang demonstran.
Dalam kunjungan ke lokasi serangan udara itu hari Senin, koordinator kemanusiaan PBB untuk Yaman, Jamie McGoldrick, mengatakan bahwa serangan tersebut menegaskan penderitaan rakyat sipil di negara yang terjerumus ke dalam perang itu.
"Menurut saya penting sekali bagi kita untuk membawa bantuan materi pada saat yang paling baik ke rumah sakit-rumah sakit dan klinik-klinik yang mengalami keterbatasan pasokan karena situasi di negara itu sangat memprihatinkan,” kata McGoldrick.
"Aksi-aksi agresi ini diperintahkan dari pusat Washington sebelum diperintahkan dari Riyadh, Arab Saudi, dan serangan tersebut menggunakan cara-cara dan peralatan militer Amerika yang mematikan. Pengawasan serta pelaksanaan dan perencanaan aksi-aksi ini adalah Amerika," komentar Abdel Malek al-Houthi, pemimpin kelompok pemberontak Houthi menyalahkan Amerika Serikat atas pengeboman hari Sabtu lalu.
"Pemantauan target merupakan tugas Amerika dan pesawat-pesawat yang menjatuhkan bom, yang menghantam dan menghancurkan negara ini dan menewaskan orang-orang adalah milik Amerika,” lanjutnya.
Para pejabat militer Amerika menyatakan dua misil yang diluncurkan dari kawasan yang dikuasai Houthi ke arah kapal perang Amerika USS Mason di Teluk Persia telah jatuh di perairan.
"Insiden-insiden mengerikan terbaru ini memerlukan penyelidikan penuh. Lebih luas lagi, harus ada pertanggungjawaban untuk perilaku mengerikan dalam keseluruhan perang ini,” kata Sekjen PBB Ban Ki-moon hari Senin mengutuk pelanggaran HAM yang meluas di Yaman.
Arab Saudi menyatakan penyesalan atas kematian yang ditimbulkan oleh pengeboman hari Sabtu lalu, tanpa mengakui bahwa angkatan udaranya yang melancarkan serangan tersebut. Riyadh memimpin koalisi yang mendukung mereka yang setia kepada mantan presiden Yaman Ali Abdullah Saleh, dalam perjuangan mereka selama dua tahun ini melawan pemberontak Syiah Houthi yang didukung oleh Iran. [uh/as]