Menteri Luar Negeri Perancis Laurent Fabius hari Sabtu menyatakan Perancis menyetujui pendekatan “pasti dan berbeda” guna menyelamatkan nyawa delapan sandera Perancis yang diculik kelompok ekstremis di dan dekat Nigeria.
Pernyataan itu ia sampaikan kepada wartawan di Bandara internasional Abuja, ibukota Nigeria, setelah pertemuan tertutup dengan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sebagai bagian dari lawatannya ke Afrika Barat.
Fabius juga berkunjung ke Kamerun, di mana tujuh dari delapan sandera ditangkap. Ia menolak mengatakan perkembangan terbaru tentang penyanderaan itu, dan menyatakan, dibutuhkan ketegasan guna membebaskan mereka, terutama karena anak-anak kecil terlibat.
“Usia sandera termuda, kurang dari 5 tahun,'' kata Fabius dalam bahasa Perancis, “Demi kemanusiaan, mereka harus dibebaskan segera dan dengan baik.''
Video yang dipasang di YouTube tiga minggu lalu menunjukkan kawanan bersenjata menyandera keluarga Perancis itu yang terdiri atas tiga orang dewasa dan empat anak-anak yang diculik dari depan taman nasional di Far North Region, Kamerun, tanggal 19 Februari. Penculik mengatakan mereka termasuk kelompok Boko Haram, ekstrimis Muslim yang melancarkan kampanye pemboman dan penembakan di Nigeria utara. Pihak berwenang percaya para sandera dibawa ke Nigeria setelah diculik di Kamerun.
Dua bulan sebelumnya, lebih 30 penyerang menculik seorang insinyur Perancis dari rumahnya dalam serbuan yang menewaskan dua warga Nigeria di Nigeria utara yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim, di mana insinyur itu bekerja dalam proyek energi terbarukan untuk perusahaan Perancis. Itu penculikan pertama Nigeria yang diyakini terkait intervensi militer Perancis di Mali.
Pernyataan itu ia sampaikan kepada wartawan di Bandara internasional Abuja, ibukota Nigeria, setelah pertemuan tertutup dengan Presiden Nigeria Goodluck Jonathan sebagai bagian dari lawatannya ke Afrika Barat.
Fabius juga berkunjung ke Kamerun, di mana tujuh dari delapan sandera ditangkap. Ia menolak mengatakan perkembangan terbaru tentang penyanderaan itu, dan menyatakan, dibutuhkan ketegasan guna membebaskan mereka, terutama karena anak-anak kecil terlibat.
“Usia sandera termuda, kurang dari 5 tahun,'' kata Fabius dalam bahasa Perancis, “Demi kemanusiaan, mereka harus dibebaskan segera dan dengan baik.''
Video yang dipasang di YouTube tiga minggu lalu menunjukkan kawanan bersenjata menyandera keluarga Perancis itu yang terdiri atas tiga orang dewasa dan empat anak-anak yang diculik dari depan taman nasional di Far North Region, Kamerun, tanggal 19 Februari. Penculik mengatakan mereka termasuk kelompok Boko Haram, ekstrimis Muslim yang melancarkan kampanye pemboman dan penembakan di Nigeria utara. Pihak berwenang percaya para sandera dibawa ke Nigeria setelah diculik di Kamerun.
Dua bulan sebelumnya, lebih 30 penyerang menculik seorang insinyur Perancis dari rumahnya dalam serbuan yang menewaskan dua warga Nigeria di Nigeria utara yang sebagian besar penduduknya adalah Muslim, di mana insinyur itu bekerja dalam proyek energi terbarukan untuk perusahaan Perancis. Itu penculikan pertama Nigeria yang diyakini terkait intervensi militer Perancis di Mali.