Presiden Perancis Francois Hollande menyatakan status darurat di seluruh Perancis dan menutup seluruh pintu perbatasan terkait serangan yang terjadi di beberapa lokasi di Paris, Jumat malam (13/11).
Hollande sedang menyaksikan secara langsung pertandingan sepak bola antara Perancis melawan Jerman ketika terdengar dua ledakan. Hollande segera dievakuasi ke tempat yang aman, sementara seluruh penonton diminta tenang dan tidak menggunakan pintu keluar tertentu yang dinilai tidak aman.
Hingga laporan ini disampaikan beberapa kantor berita dunia melaporkan sedikitnya 67 orang tewas dalam insiden penembakan di sebuah restoran di Paris dan dua ledakan yang terjadi di dekat stadion sepak bola Stade de France di bagian utara Paris.
Sementara itu, sedikitnya 100 orang lainnya disandera di sebuah gedung konser di Bataclan. Belum jelas apakah insiden-insiden ini saling terkait atau tidak.
Presiden Amerika Barack Obama dalam konferensi pers di Gedung Putih Jum'at sore mengatakan akan membantu Perancis dalam bentuk apapun guna mengatasi aksi ekstremisme dan teroris yang sedang terjadi. Ia mengaku telah mengontak beberapa pejabat Perancis tetapi belum menghubungi Presiden Hollande secara langsung.
Lebih jauh Presiden Obama mengatakan serangan di Paris ini merupakan serangan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan universal yang dianut bersama. Ditambahkannya, jika pelaku menilai mereka bisa menteror rakyat Perancis dan nilai-nilai yang dianut itu, mereka salah.
Pernyataan serupa disampaikan Perdana Menteri Inggris David Cameron, yang menulis di akun Twitternya bahwa ia “terkejut”. Cameron menyampaikan belasungkawa dan doa bagi rakyat Perancis dan siap membantu apapun yang diperlukan.
Seorang warga Indonesia yang sedang berada di dalam salah satu restoran yang letaknya berdekatan dengan restoran dimana insiden terjadi mengatakan suasana kini sangat mencekam. Lies Marcus – yang menerima kabar itu – mengatakan kepada VOA, sahabatnya sedang makan malam di salah satu restoran ketika serangan terjadi.
Sahabat perempuan yang enggan dikutip namanya ini mengatakan kepada Lies lewat pesan singkat bahwa ia dilarang meninggalkan restoran dan restoran dikunci.
“Suasananya sangat mencekam karena kami tahu ada teroris yang menyerang. Tapi kami nggak bisa keluar menunggu aman. Kami memutuskan “mengungsi” ke bagian yang lebih dalam, tetapi nggak boleh duduk di dekat jendela restorant. Alhamdulilah kami bisa keluar dari bagian belakang restoran,” tuturnya.
Sahabat Lies Marcus ini adalah perempuan warga negara Indonesia yang bersuamikan seorang warga Perancis. [em]