Mereka disebut tentara bayaran atau kontraktor atau sukarelawan, dan mereka berperang di kedua sisi dalam perang di Ukraina. Namun, apakah mereka dianggap sebagai penjahat atau pahlawan, kehadiran mereka memiliki dampak yang tidak perlu dipertanyakan lagi di medan tempur.
Sisi gelap dari pasukan tempur tidak teratur yang membantu dan melawan invasi skala penuh Rusia terungkap minggu ini ketika dua mantan narapidana mengatakan kepada sebuah kelompok hak asasi manusia bahwa mereka telah dengan sengaja membunuh anak-anak dan warga sipil Ukraina tahun lalu ketika bertugas sebagai komandan kelompok paramiliter Wagner dari Rusia.
Dalam video yang diunggah online di situs Rusia Gulagu.net, Azamat Uldarov dan Alexey Savichev menggambarkan kebrutalan mereka secara detail dan grafis. “Saya tidak diizinkan membiarkan siapa pun keluar hidup-hidup, karena perintah yang saya terima adalah membunuh siapa pun yang menghalangi jalan saya,” kata Uldarov, menggambarkan bagaimana dia menembak seorang gadis berusia 5 atau 6 tahun sampai tewas.
Yevgeny Prigozhin, kepala perusahaan militer swasta yang jajarannya didukung narapidana telah berperan penting dalam pertempuran selama berbulan-bulan untuk memperebutkan Bakhmut di Ukraina timur, telah membantah tuduhan tersebut dan mengancam pembalasan.
Namun, Sean McFate, mantan perwira Amerika dan kontraktor militer swasta yang sekarang menjadi profesor di Universitas Pertahanan Nasional, mengatakan tidak ada yang terkejut melihat kekejaman yang dilakukan oleh pasukan militer yang sebagian besar terdiri dari narapidana itu.
“Ketika Anda membebaskan narapidana dan mengirim mereka ke Ukraina, Anda menciptakan kumpulan tenaga kerja yang terdiri atas orang-orang bersenjata psikotik yang berkeliaran di Ukraina dan itu akibatnya buruk,” katanya dalam sebuah wawancara dengan VOA Siaran Bahasa Ukraina. [lt/ka]
Forum