China meneruskan apa yang disebutnya perang melawan teror di provinsi Xinjiang, bagian barat negara itu, dengan menahan lima orang dan menyita 1,8 ton bahan membuat bom.
Pernyataan pemerintah setempat di daerah Hotan, bagian selatan Xinjiang, mengatakan dua tempat pembuatan bom juga dihancurkan dalam penggerebekan Senin (26/5).
Beijing telah mengumumkan penindakan keamanan satu tahun setelah serangan pekan lalu yang menewaskan 43 orang dan melukai lebih dari 90 orang di ibukota daerah itu, Urumqi.
Para pejabat mengatakan para tersangka di Hotan itu berencana melakukan serangan serupa, dengan menggunakan bom dan menabrakkan mobil mereka terhadap khalayak ramai. Mereka juga menonton “video ekstremis agama dan teroris pelaku kekerasan.”
China menuduh etnik Muslim Uighur di Xinjiang sebagai pelaku rentetan serangan maut. Sementara itu, etnik Uighur di China mengeluh tentang diskriminasi agama dan budaya.
Pernyataan pemerintah setempat di daerah Hotan, bagian selatan Xinjiang, mengatakan dua tempat pembuatan bom juga dihancurkan dalam penggerebekan Senin (26/5).
Beijing telah mengumumkan penindakan keamanan satu tahun setelah serangan pekan lalu yang menewaskan 43 orang dan melukai lebih dari 90 orang di ibukota daerah itu, Urumqi.
Para pejabat mengatakan para tersangka di Hotan itu berencana melakukan serangan serupa, dengan menggunakan bom dan menabrakkan mobil mereka terhadap khalayak ramai. Mereka juga menonton “video ekstremis agama dan teroris pelaku kekerasan.”
China menuduh etnik Muslim Uighur di Xinjiang sebagai pelaku rentetan serangan maut. Sementara itu, etnik Uighur di China mengeluh tentang diskriminasi agama dan budaya.