Perayaan pergantian tahun di hampir semua negara kali ini berlangsung dengan pembatasan sosial sangat ketat. Ribuan aparat keamanan dikerahkan di pusat-pusat kota yang biasanya menjadi lokasi perayaan. Sementara sejumlah pemimpin menyampaikan pesan tahun baru yang berupaya memberi semangat.
Perayaan Malam Tahun baru di berbagai belahan dunia berlangsung lebih sepi dibanding biasanya. Meskipun tetap ada kembang api dan petasan di Seoul-Korea Selatan, Wellington-Selandia Baru, Sydney-Australia atau Ottawa-Kanada dan banyak kota lain di dunia, sebagian besar dilakukan tanpa kehadiran warga dan hanya disiarkan melalui televisi atau jaringan live-streaming. Kalau pun ada yang berkumpul dan menyaksikan kembang api, semuanya mengikuti protokol kesehatan yang sangat ketat.
Dilarang Keluar Rumah Jika Tidak Mendesak, Warga Italia Tak Rayakan Tahun Baru
Di Italia, yang sebagian besar wilayahnya dikategorikan sebagai zona merah atau kawasan di mana terdapat perebakan luas, warga tidak diijinkan meninggalkan rumah tanpa mengisi surat pernyataan yang berisi informasi lengkap alasan meninggalkan rumah dan tujuannya.
Kebijakan yang berlaku hingga 4 Januari ini membuat hanya warga yang melakukan tugas esensial dan darurat yang diperkenankan meninggalkan rumah. Seluruh toko – kecuali toko makanan dan kebutuhan mendesak seperti apotik – serta bar dan restoran harus tutup.
Pemilik restoran ini mengatakan berada di zona merah berarti hanya melakukan pekerjaan separuh dari yang biasa dilakukan. Kerugian ekonomi terasa sangat besar, bahkan banyak pemilik usaha kecil dan menengah (UKM) yang mungkin tidak akan pernah lagi buka tahun depan.
Vatikan Batalkan Misa Tahun Baru
Malam Tahun Baru di Vatikan juga sangat berbeda. Selain karena pandemi, Paus Fransiskus tidak melakukan misa akhir tahun karena masalah sakit punggung dan kaki kanan.
Juru bicara Vatikan Matteo Bruni mengatakan Paus menderita “sciatica” dan tidak akan hadir dalam misa Kamis malam dan misa Tahun Baru di Basilika Santo Petrus. Paus diharapkan masih dapat memimpin doa Angelus Jumat siang (1/1) yang akan disiarkan secara langsung dari ruang perpustakaan di Istana Apostolic.
Warga Australia Nonton Pesta Kembang Api di Televisi
Penutupan sebagian wilayah dan penghentian kegiatan ekonomi di Australia juga membuat pihak berwenang melarang massa berkumpul untuk merayakan Tahun Baru bersama-sama.
Warga bahkan tidak bisa menyaksikan kembang api di Sydney Harbor yang terkenal karena jalan menuju lokasi ditutup. Kunjungan di rumah lansia juga ditiadakan setidaknya untuk satu minggu ke depan guna mencegah perebakan. Pejabat di New South Wales Gladys Berejiklian memuji kebijakan ini sebagai hal yang tepat dan sekaligus mengajak warga menggunakan akal sehat.
Presiden China Semangati Warga Dunia
Sementara itu Presiden China Xi Jinping menggunakan pidato tahun baru untuk menyemangati warga dunia dan sekaligus menyerukan kerjasama internasional yang lebih erat untuk memberantas pandemi virus corona.
“Setelah mengalami pasang surut selama satu tahun ini, kini kita memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya komunitas dengan masa depan bersama bagi seluruh umat manusia.”
Wuhan adalah kota di China di mana virus corona pertama kali muncul dan kemudian merebak ke seluruh dunia, meskipun kini sudah mulai dapat dikendalikan. Pidato Xi disampaikan pada saat negara itu kembali memberlakukan kebijakan tambahan untuk mencegah perebakan baru seiring tibanya Tahun Baru Cina atau Lunar New Year Februari nanti. Jutaan pekerja migran diserukan untuk tidak mudik, sementara wisatawan diminta untuk tidak datang dulu ke Beijing pada musim liburan ini. Namun demikian sekolah-sekolah dijadwalkan buka kembali segera setelah berakhirnya libur Tahun Baru Cina. [em/jm]