Tahun demi tahun lebih banyak ditemukan bangkai binatang-binatang terbesar Afrika yang dibiarkan membusuk, mulai dari Kenya sampai ke Afrika Selatan. Komisi Hubungan Luar Negeri Senat Amerika mengadakan sidang dengar keterangan mengenai masalah itu hari Kamis. Ketua komisi John Kerry mengatakan, “Betapa merusak dan memalukan jika kita tidak berbuat apapun ketika hewan-hewan besar itu dibantai sampai hampir punah.”
Permintaan dari Asia akan gading dan keserakahan manusia dituding sebagai penyebabnya, menurut John Scanlon, yang mengepalai Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (Convention on International Trade in Endangered Species/CITES), yang berkantor pusat di Jenewa.
“Keuntungan perdagangan gading itu sangat besar. Untuk cula badak, perkiraan paling baru yang kami peroleh adalah, di pasar gelap harganya mencapai 65.000 dolar per kilogram, jauh di atas harga emas,” ujarnya.
Kekhawatiran meluas bukan hanya tentang nasib bianatang-binatang itu, menurut Tom Cardamone, pakar tentang dana-dana.
“Sindikat-sindikat kejahatan terorganisir, kelompok-kelompok milisi dan bahkan unsur-unsur teroris mendapat keuntungan dari penyelundupan satwa liar, menghasilkan transaksi gelap dengan harga tinggi, dan mengakibatkan kekhawatiran serius mengenai keamanan nasional bagi Amerika dan mitra-mitranya,” paparnya.
Para pakar mendesak pelipatgandaan upaya untuk melindungi satwa liar langka, mengadili dan memenjarakan para pemburu gelap, dan menghentikan permintaan dari Asia akan gading. Ian Douglas-Hamilton, pendiri kelompok perlindungan satwa “Save the Elephants”, mengatakan, “Tiongkok sangat melindungi gajah mereka, dan gajah-gajah itu dilindungi secara ketat. Jika Tiongkok ingin mengembangkan peran kepemimpinan di Afrika, dan di negaranya sendiri sehubungan dengan perlindungan gajah, sebagian besar masalah bisa diselesaikan. Jika pembelian gading berhenti, perburuan gajah juga akan terhenti.”
Waktu untuk menyelamatkan hewan-hewan itu hampir habis, ujar Senator Kerry. “Jika kita tidak bertindak sekarang, akan menjadi terlalu terlambat,” tambahnya.
Penyitaan gading di Afrika tahun 2011 mencatat rekor tertinggi. Para pakar memperkirakan, tahun ini bahkan akan lebih besar lagi, bukti bahwa perburuan gelap tidak berkurang.
Permintaan dari Asia akan gading dan keserakahan manusia dituding sebagai penyebabnya, menurut John Scanlon, yang mengepalai Konvensi Perdagangan Internasional Spesies Langka (Convention on International Trade in Endangered Species/CITES), yang berkantor pusat di Jenewa.
“Keuntungan perdagangan gading itu sangat besar. Untuk cula badak, perkiraan paling baru yang kami peroleh adalah, di pasar gelap harganya mencapai 65.000 dolar per kilogram, jauh di atas harga emas,” ujarnya.
Kekhawatiran meluas bukan hanya tentang nasib bianatang-binatang itu, menurut Tom Cardamone, pakar tentang dana-dana.
“Sindikat-sindikat kejahatan terorganisir, kelompok-kelompok milisi dan bahkan unsur-unsur teroris mendapat keuntungan dari penyelundupan satwa liar, menghasilkan transaksi gelap dengan harga tinggi, dan mengakibatkan kekhawatiran serius mengenai keamanan nasional bagi Amerika dan mitra-mitranya,” paparnya.
Para pakar mendesak pelipatgandaan upaya untuk melindungi satwa liar langka, mengadili dan memenjarakan para pemburu gelap, dan menghentikan permintaan dari Asia akan gading. Ian Douglas-Hamilton, pendiri kelompok perlindungan satwa “Save the Elephants”, mengatakan, “Tiongkok sangat melindungi gajah mereka, dan gajah-gajah itu dilindungi secara ketat. Jika Tiongkok ingin mengembangkan peran kepemimpinan di Afrika, dan di negaranya sendiri sehubungan dengan perlindungan gajah, sebagian besar masalah bisa diselesaikan. Jika pembelian gading berhenti, perburuan gajah juga akan terhenti.”
Waktu untuk menyelamatkan hewan-hewan itu hampir habis, ujar Senator Kerry. “Jika kita tidak bertindak sekarang, akan menjadi terlalu terlambat,” tambahnya.
Penyitaan gading di Afrika tahun 2011 mencatat rekor tertinggi. Para pakar memperkirakan, tahun ini bahkan akan lebih besar lagi, bukti bahwa perburuan gelap tidak berkurang.
