Perdana Menteri Australia Scott Morrison menyerang kredibilitas Presiden Prancis Emmanuel Macron dengan munculnya sebuah laporan di surat kabar The Australian yang mengutip pesan teks Macron untuk Morrison.
SMS itu mengisyaratkan bahwa Macron sebetulnya sudah menduga bahwa kesepakatan kapal selam dengan Australia telah dibatalkan.
Surat kabar Australia itu sebelumnya juga meragukan penjelasan Presiden Joe Biden kepada Macron pekan lalu bahwa pemimpin AS itu mengira Prancis telah diberitahu jauh sebelum pengumuman September bahwa kesepakatan kapal selam senilai 90 miliar dolar Australia ($66 miliar) mereka dengan Australia akan dibatalkan.
Macron minggu ini menuduh Morrison berbohong kepadanya pada jamuan makan malam di Paris Juni lalu tentang nasib kontrak lima tahun dengan Naval Group, sebuah perusahaan milik negara Prancis, untuk membangun 12 kapal selam diesel-listrik konvensional. Australia membatalkan kesepakatan itu ketika membentuk aliansi dengan AS dan Inggris untuk memperoleh armada delapan kapal selam bertenaga nuklir yang dibangun dengan teknologi AS.
Morrison mengatakan kepada wartawan Australia yang menemaninya ke Glasgow, Skotlandia, untuk konferensi iklim PBB bahwa ia menjelaskan kepada Macron saat makan malam mereka pada Juni itu bahwa kapal selam konvensional tidak dapat memenuhi kebutuhan strategis Australia yang berkembang.
The Australian melaporkan, dua hari sebelum Morrison, Biden, dan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengumumkan kesepakatan kapal selam nuklir, Morrison berusaha menelepon Macron dengan berita itu, tetapi pemimpin Prancis itu membalas dengan SMS yang mengatakan bahwa ia sedang tidak bisa menerima telepon. Macron hanya mengatakan: "Haruskah saya mengharapkan kabar baik atau buruk untuk ambisi kapal selam bersama kita?". Morrison mengatakan, pesan itu seolah mengisyaratkan bahwa Macron sebetulnya mengantisipasi pembatalan kontrak itu.
Seorang jurnalis bertanya mengapa Morrison memutuskan untuk membocorkan SMS itu setelah Macron menuduhnya berbohong, tetapi perdana menteri itu tidak langsung menjawab.
“Apa yang saya maksud adalah ini: Kami dihubungi ketika kami mencoba untuk melakukan panggilan telepon. Ia jelas-jelas khawatir bahwa ini akan menjadi panggilan telepon yang akan menjelaskan keputusan Australia untuk tidak melanjutkan kontrak,'' kata Morrison.
Para pejabat Prancis mengatakan pemerintah mereka telah dibutakan oleh pembatalan kontrak itu, yang oleh Menteri Luar Negeri Prancis Jean-Yves Le Drian digambarkan sebagai “tikaman dari belakang''.
Macron mengatakan pekan ini bahwa kesepakatan kapal selam nuklir adalah “berita yang sangat buruk bagi kredibilitas Australia dan berita yang sangat buruk bagi kepercayaan mitra-mitra besar Australia.''
Morrison mengatakan tuduhan kebohongan Macron, yang dibantah perdana menteri itu, adalah cercaan terhadap Australia. Sebagian besar pengamat Australia melihatnya sebagai penghinaan pribadi terhadap Morrison. [ab/uh]