Thailand akan mengadakan pemilu dini tanggal 2 Februari setelah Perdana Menteri Yingluck Shinawatra hari Senin mengumumkan pembubaran parlemen. Langkah ini menyusul protes anti-pemerintah selama lebih dari satu bulan di ibukota, Bangkok.
Pemimpin Thailand mengatakan dalam pidato televisi hari Senin (9/12) bahwa ia akan menyerahkan kepada rakyat untuk memutuskan masa depan Thailand.
Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej kemudian mengeluarkan keputusan menetapkan tanggal bagi pemilihan umum baru.
Namun, pemimpin oposisi Partai Demokrat Suthep Thaungsuban mengatakan ia tidak akan menghentikan demonstrasi sampai PM Yingluck mengundurkan diri dan mengalihkan kursi pemerintahan ke sebuah "dewan rakyat" yang dibentuk bukan dari proses pemilihan. Polisi mengatakan lebih dari 140 ribu pengunjuk rasa mengepung Gedung Pemerintahan hari Senin .
Yingluck mengatakan, kabinetnya akan tetap berfungsi, meskipun dengan kewenangan terbatas, dan ia sendiri akan menjabat sebagai penjabat perdana menteri. Partainya mengatakan, ia akan mencalonkan diri dalam pemilu baru.
Para anggota parlemen dari pihak oposisi secara masal mengundurkan diri dari parlemen hari Minggu.
Sementara itu paling sedikit empat orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam aksi protes baru-baru ini. Demonstrasi itu dipicu beberapa pekan lalu oleh rancangan undang-undang mengenai amnesti yang memungkinkan mantan PM Thaksin Shinawatra pulang ke negaranya dan menghindari hukuman dua tahun penjara karena korupsi.
Senat Thailand telah menolak RUU itu, namun protes terus berlanjut. Thaksin Shinawatra, saudara Yingluck yang juga seorang miliarder, terguling dalam kudeta militer pada 2006.
Pemimpin Thailand mengatakan dalam pidato televisi hari Senin (9/12) bahwa ia akan menyerahkan kepada rakyat untuk memutuskan masa depan Thailand.
Raja Thailand, Bhumibol Adulyadej kemudian mengeluarkan keputusan menetapkan tanggal bagi pemilihan umum baru.
Namun, pemimpin oposisi Partai Demokrat Suthep Thaungsuban mengatakan ia tidak akan menghentikan demonstrasi sampai PM Yingluck mengundurkan diri dan mengalihkan kursi pemerintahan ke sebuah "dewan rakyat" yang dibentuk bukan dari proses pemilihan. Polisi mengatakan lebih dari 140 ribu pengunjuk rasa mengepung Gedung Pemerintahan hari Senin .
Yingluck mengatakan, kabinetnya akan tetap berfungsi, meskipun dengan kewenangan terbatas, dan ia sendiri akan menjabat sebagai penjabat perdana menteri. Partainya mengatakan, ia akan mencalonkan diri dalam pemilu baru.
Para anggota parlemen dari pihak oposisi secara masal mengundurkan diri dari parlemen hari Minggu.
Sementara itu paling sedikit empat orang tewas dan banyak lainnya terluka dalam aksi protes baru-baru ini. Demonstrasi itu dipicu beberapa pekan lalu oleh rancangan undang-undang mengenai amnesti yang memungkinkan mantan PM Thaksin Shinawatra pulang ke negaranya dan menghindari hukuman dua tahun penjara karena korupsi.
Senat Thailand telah menolak RUU itu, namun protes terus berlanjut. Thaksin Shinawatra, saudara Yingluck yang juga seorang miliarder, terguling dalam kudeta militer pada 2006.