Bamiyan terkenal di seluruh dunia karena patung-patung Buddha dari abad ke-6 yang dihancurkan oleh Taliban pada 2001. Provinsi itu juga merupakan satu dari hanya sedikit di Afghanistan di mana perempuan bisa bersepeda di tempat umum, mengenakan pakaian modern, dan menghadiri kelas bersama laki-laki.
Dalam beberapa pemilu belakangan, Bamiyan adalah satu-satunya provinsi di mana jumlah pemilih perempuan melebihi laki-laki.
Shakiba Aryan, 18 tahun, memahami bahwa kebebasan yang dinikmatinya di Bamiyan, tidak ada di sebagian besar negara itu.
“Bamiyan bagus, situasinya, dan saya sangat senang. Awalnya, situasi Bamiyan kurang baik. Tapi sekarang membaik," katanya.
Kebebasan sekarang ini sangat jauh berbeda dari kehidupan di bawah kekuasaan Taliban pada 1990an, ketika perempuan tidak boleh meninggalkan rumah sendirian, tidak boleh bersekolah, dan harus menutupi tubuh mereka dari ujung kepala hingga ujung kaki.
Setelah perang selama hampir 20 tahun, pada September tahun ini kelompok militan itu memulai perundingan resmi dengan sebuah tim pemerintah mengenai kesepakatan politik. Secara bersamaan, AS mengumumkan penarikan pasukan sebagai bagian dari perjanjiannya dengan Taliban.
Banyak pihak di Afghanistan merasa militan memiliki keunggulan di meja perundingan dan akan meraih kekuatan yang lebih besar.
Dan para perempuan di Bamiyan mulai bertanya-tanya bagaimana itu akan berdampak pada kehidupan mereka. Salah seorang diantaranya adalah perempuan 23 tahun, Zainab Haidery.
“Saya pribadi 80 persen khawatir karena sejak kecil saya punya banyak kebebasan dalam bidang pendidikan dan olahraga, dan keluarga saya. Apabila Taliban kembali, mereka akan melarang perempuan bersepeda, bahkan sekarang ini masyarakat kita mempermasalahkan perempuan bersepeda. Dalam hal pendidikan, mereka telah menerima untuk memperbolehkan perempuan mengenyam pendidikan tapi dipisah dari laki-laki," paparnya.
Banyak dari para perempuan ini dibesarkan pada zaman pasca Taliban. Mereka juga tinggal di sebuah provinsi yang dianggap lebih aman dibandingkan wilayah lain di negara itu. Turis-turis dari provinsi lain datang ke Bamiyan untuk mencari suasana berbeda dan menghindari ancaman keamanan sehari-hari.
Dilahirkan pasca kejatuhan Taliban, para perempuan muda ini telah terbiasa memiliki hak-hak tertentu. Dan sekarang, dengan adanya kemungkinan Taliban berkuasa, meski lewat perjanjian politik, telah menimbulkan kekhawatiran mereka mungkin akan kehilangan kebebasan yang mereka nikmati sejauh ini. [vm/jm]