Perempuan-perempuan yang ditahan di kamp yang menampung keluarga militan kelompok ISIS di wilayah timur laut Suriah, pada Senin (7/2), mencoba menculik penjaga mereka yang berasal dari kelompok Kurdi, demikian dilaporkan oleh lembaga pemantau perang.
Upaya itu menyebabkan penembakan yang mengakibatkan satu anak tewas dan beberapa orang lainnya mengalami luka-luka.
Seorang perwakilan dari pihak otoritas Kurdi mengkonfirmasi adanya upaya untuk menculik penjaga perempuan tetapi belum mengetahui jumlah korban. Kamp al-Hol yang luas adalah tempat dimana puluhan ribu perempuan dan anak-anak – kebanyakan istri, janda dan anak-anak anggota ISIS – ditahan.
Serangan di kamp itu terjadi beberapa hari setelah pemimpin tertinggi ISIS, Abu Ibrahim al-Hashemi al-Qurayshi, tewas dalam serangan yang dilakukan oleh Amerika Serikat di rumah persembunyiannya di barat laut Suriah. Kamp itu telah mengalami sejumlah aksi kejahatan selama setahun terakhir.
Insiden juga terjadi dua minggu setelah militan ISIS menyerang penjara di kota Hassakeh, timur laut Suriah, dimana sekitar 3.000 militan dan remaja ditahan.
Serangan di penjara itu menyebabkan pertempuran selama 10 hari antara pejuang yang didukung AS dan militan ISIS yang menewaskan hampir 500 orang. Pejuang Kurdi yang didukung AS akhirnya berhasil mengendalikan situasi di penjara.
Presiden Joe Biden mengatakan al-Qurayshi bertanggung jawab atas serangan di penjara Suriah itu.
Pengamat HAM Suriah yang berbasis di Inggris mengatakan perempuan-perempuan di kamp al-Hol mencoba menculik penjaga yang mengarah pada penembakan di mana seorang anak berusia 10 tahun tewas dan enam perempuan dan anak-anak terluka.
Lembaga pengamat HAM itu mengatakan penembakan tersebut menyebabkan kebakaran dan perempuan-perempuan itu tidak bisa menculik para penjaga. [my/jm]