Sebuah kelompok peretas terkenal yang terkait dengan Korps Pengawal Revolusi Iran (IRGC) telah secara diam-diam menarget para profesor universitas dan pakar intelijen untuk mencuri informasi sensitif, menurut penelitian oleh perusahaan keamanan siber Proofpoint.
Kelompok tersebut, yang dikenal sebagai TA453, telah menyamar sebagai sarjana Inggris di School of Oriental and African Studies (SOAS) Universitas London setidaknya sejak Januari untuk mendekati para korban, kata Proofpoint dalam sebuah laporan baru yang dirilis Selasa (13/7).
Para peneliti mengatakan bahwa walaupun mereka tidak dapat secara independen mengkonfirmasi bahwa kelompok peretas itu adalah bagian dari IRGC, mereka menilai dengan “keyakinan tinggi” bahwa kelompok itu mendukung upaya pengumpulan intelijen IRGC. Amerika Serikat memasukkan IRGC sebagai organisasi teroris asing.
Target terbaru mereka termasuk para pakar dalam urusan Timur Tengah, para guru besar terkenal dari lembaga-lembaga akademis kenamaan dan jurnalis yang berspesialisasi dalam masalah Timur Tengah. Sebagian besar korban sebelumnya telah ditarget oleh kelompok peretas yang sama, kata Proofpoint.
Komunitas intelijen AS mengatakan “paling khawatir” dengan kemampuan dunia maya Rusia, Iran, China, dan Korea Utara. Dalam penilaian terbarunya pada bulan April, komunitas intelijen AS mengatakan, “Keahlian dan kemauan Iran untuk melakukan operasi siber yang agresif menjadikannya sebagai ancaman yang signifikan terhadap keamanan jaringan dan data AS dan sekutu-sekutunya.” [lt/jm]