Presiden Vladimir Putin akan memperpanjang kekuasaannya, yang sudah berlangsung hampir seperempat abad, untuk masa jabatan enam tahun lagi. Hasil ini menurut perhitungan awal dalam pemilihan presiden Rusia, yang berakhir pada Minggu (17/3).
Menurut Komisi Pemilu Pusat, Putin memenangkan sekitar 87 persen suara, dengan sekitar 80 persen wilayah sudah dihitung.
Putin memuji hasil pemilu itu dan berterima kasih kepada para pemilih. Dia mengatakan bahwa warga Rusia adalah “semua dalam satu tim”, sambil menambahkan bahwa “sumber otoritas di negara itu adalah masyarakat Rusia”.
Pemimpin Rusia ini hanya menghadapi tantangan dari tiga pesaing.
Musuh politik paling kuatnya, Alexei Navalny, meninggal di penjara Artik bulan lalu, dan para kritikus lainnya dipenjara atau berada dalam pengasingan.
Boris Nadezhdin, politisi liberal yang berkampanye dalam platform antiperang, dilarang untuk ikut dalam pemilu oleh pejabat-pejabat pemilihan.
Terkait hal itu, Putin berkomentar dalam sesi wawancara dengan jurnalis di Rusia usai memastikan kemenangannya.
“Boris Nadezhdin tidak mengambil bagian dalam kampanye pemilu ini. Hal ini, pertama-tama, adalah hasil dari upayanya yang tidak memuaskan selama persiapan untuk pemilu ini. Mungkin, penting untuk terlibat lebih aktif dengan para pendukung kami, untuk menghindari kesalahan, untuk menghindari pemalsuan surat suara yang dipilih, dan sebagainya,” kata Putin.
Pemungutan suara memakan waktu lebih tiga hari dan ketika TPS ditutup pada Minggu malam, pemungutan suara masih berlanjut di sejumlah kedutaan di seluruh dunia.
Meskipun ada pengawasan yang ketat, lusinan kasus perusakan di TPS dilaporkan selama masa pemungutan suara.
Sejumlah orang ditangkap setelah mereka mencoba membakar atau memasang peledak di beberapa TPS.
Banyak lainnya yang ditahan karena melemparkan cairan antiseptik berwarna hijau ataupun tinta ke kotak-kotak suara.
Putin mengatakan bahwa tindakan kriminal itu tidak berdampak apapun dan memastikan setiap tindak kejahatan akan diberi hukuman. [ns/uh]
Forum