45 tahun yang lalu, bulan Juni tahun 1972, Kompleks Perkantoran Watergate dibobol orang. Semula kejadian itu dianggap sebagai upaya pencurian biasa. Kemudian didapati bahwa itu adalah skandal yang melibatkan tokoh-tokoh yang terkait erat dengan Gedung Putih, dan membuat Presiden Richard Nixon mengundurkan diri.
Jalan menuju pengunduran diri Richard Nixon dimulai 17 Juni, 1972, ketika lima orang yang dibayar para pembantu Nixon, masuk ke markas besar Partai Demokrat di kompleks Watergate, untuk secara ilegal memasang alat-alat penyadap pembicaraan.
Sehari setelah kelima orang itu ditangkap di markas besar Komite Nasional Partai Demokrat, sekretaris pers Gedung Putih Ron Ziegler menyebut pembobolan kompleks Watergate itu sebagai perbuatan 'maling-maling kelas teri'. Namun para wartawan harian Washington Post, yang bekerja keras di dalam dan di luar kantor, tidak percaya begitu saja.
“Reporter biasanya berpegang pada fakta dan dilatih untuk tidak berspekulasi atau mereka-reka. Saya merasa bahwa beberapa orang di ruang berita Washington Post waktu itu tahu kemana arah kejadian ini,” kata reporter Washington Post, Martin Weil.
Demikian Martin Weil, redaktur jaga Washington Post yang bertugas pada malam terjadinya pembobolan Watergate. Perhatiannya tertarik pada sesuatu yang didengarnya dari radio komunikasi polisi bahwa “Pintu-pintu Watergate terbuka.”
Kemudiannya hari itu, ia menghampiri bagian pemberitaan.
“Semua orang diberi tugas masing-masing. Tugas saya adalah menelepon tokoh-tokoh yang terkait dengan Partai Republik. Tidak ada yang mengatakan bahwa pembobolan itu didalangi atau diatur Partai Republik, tetapi persaingan antara kedua partai membuat kami menaruh kecurigaan,” lanjutnya.
Demikian Martin Weil yang ingat bagaimana Carl Bernstein dan Bob Woodward, yang memimpin penyidikan Washington Post, bekerja siang malam mengejar kasus itu.
"Saya rasa Washington Post paling duluan pada hari-hari pertama. Tetapi berita itu begitu menarik sehingga para redaktur organisasi-organisasi media yang lain ikut bergerak,” imbuhnya.
Demikian Martin Weil yang mendapati kesamaan-kesamaan Watergate dengan penyidikan terkait Rusia yang sekarang berlangsung setelah terjadi pembobolan baru terhadap markas besar Partai Demokrat, kali ini melalui serangan siber dan reaksi Presiden Donald Trump terhadap media.
“Bagian dari alasan mengapa sebagaimana dalam skandal Watergate ada kecurigaan dan sikap bermusuhan terhadap pemerintah adalah perasaan bahwa presiden kadang-kadang mengatakan, mungkin tanpa berpikir dengan jernih, bahwa media adalah musuh. Bukan tidak mungkin bahwa orang-orang tertentu dalam pemerintah atau di media melihat Gedung Putih sebagai musuh,” lanjut Martin Weil.
Demikian Martin Weil yang menambahkan ia dan rekan-rekannya mengemban tanggung jawab jurnalistik dalam membongkar skandal Watergate. 45 tahun kemudian, ia masih bekerja untuk harian Washington Post. [ds]