Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mendesak pemerintah Kuba untuk menghormati suara pemrotes, satu tahun setelah demonstrasi paling besar terjadi dalam beberapa dekade terakhir di negara kepulauan tersebut.
“Satu tahun setelah demonstrasi pada 11 Juli di Kuba, kita menyadari tekad dan keberanian rakyat Kuba dalam perjuangan mereka yang panjang bagi demokrasi,” kata Blinken dalam sebuah cuitan di Twitter.
Blinken menambahkan bahwa “AS bersama rakyat Kuba, dan kami mendesak rezim Kuba agar menghormati aspirasi para warganya.”
Pemrotes turun ke jalan di ibu kota Kuba, Havana, juga di bagian lain dari negara itu pada 11 dan 12 Juli 2021. Mereka menyuarakan kemarahan mereka mengenai sejumlah masalah seperti antrian panjang untuk mendapatkan sembako, pengurangan aliran listrik, serta kesulitan akan pasokan obat-obatan di tengah pandemi virus corona yang melanda Kuba.
Pemrotes meneriakkan slogan-slogan yang menyerukan kebebasan, kemerdekaan, dan persatuan sampai polisi akhirnya membubarkan demonstrasi tersebut.
Setelah protes tersebut berlangsung, Presiden Kuba Miguel Diaz-Canel mengatakan dalam pernyataan yang disiarkan ke seluruh negeri bahwa kekisruhan itu adalah akibat “kebijakan penindasan ekonomi” yang diterapkan oleh Amerika Serikat.
Penguasa Kuba memenjarakan ratusan orang yang ikut serta dalam protes tersebut. [jm/my]
Forum