Tautan-tautan Akses

Persaingan AS-China Warnai Pertemuan Pemimpin Kepulauan Pasifik


Para pemimpin negara Kepulauan Pasifik, PM Solomon Jeremiah Manele, PM Tonga Hu'akavameiliku dan Sekjen Pacific Islands Forum (PIF) Baron Waqa dalam pertemuan di Tonga (foto: dok).
Para pemimpin negara Kepulauan Pasifik, PM Solomon Jeremiah Manele, PM Tonga Hu'akavameiliku dan Sekjen Pacific Islands Forum (PIF) Baron Waqa dalam pertemuan di Tonga (foto: dok).

Upaya Beijing untuk membatasi partisipasi Taiwan dalam Forum Kepulauan Pasifik (Pacific Islands Forum/PIF) yang baru saja berakhir, menggarisbawahi tarik-menarik yang intens dan terus berlangsung antara negara-negara demokrasi Barat dan China untuk mendapatkan pengaruh di kawasan tersebut, kata para analis.

Selama pertemuan puncak itu, yang berakhir pada hari Jumat (30/8), sekutu Beijing, Kepulauan Solomon, mencoba namun gagal untuk menghalangi Taiwan untuk partisipasi pada masa mendatang dalam forum tersebut. Kemudian, pada hari Sabtu (31/8), PIF menghapus referensi ke Taiwan dalam komunike terakhirnya setelah diplomat tertinggi China urusan Pasifik menyatakan kemarahannya atas penyertaan Taiwan.

Komunike yang “disetujui” tersebut awalnya menegaskan kembali perjanjian berusia 30 tahun yang mengizinkan Taiwan untuk mengambil bagian dalam PIF. Perjanjian itu kemudian dihapus. Para pemimpin komunis Beijing bersikeras bahwa Taiwan yang diperintah secara demokratis adalah bagian dari China dan telah berupaya selama beberapa dekade untuk membatasi partisipasi pulau itu dalam organisasi-organisasi internasional.

Setelah referensi pada Taiwan dihapus, Kementerian Luar Negeri Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, “Taiwan mengeluarkan kecaman paling keras atas intervensi sewenang-wenang dan tindakan tidak masuk akal China yang merusak perdamaian dan stabilitas regional.” Namun, kementerian itu mengatakan revisi tersebut tidak merusak status Taiwan di PIF atau mencegahnya berpartisipasi pada masa mendatang.

Penasihat senior Grup Asia Kathryn Paik, yang ikut memimpin pembentukan KTT Forum Kepulauan Pasifik-AS pertama saat ia masih bekerja di Dewan Keamanan Nasional, mengatakan bahwa meskipun status Taiwan sebagai mitra pembangunan masih solid, apa yang terjadi sekarang menyoroti intensitas upaya Beijing di kawasan tersebut.

“China telah menjadikan perolehan akses dan pengaruh di Pasifik sebagai prioritas utama dalam beberapa tahun terakhir, dengan mengirimkan diplomat yang cerdas ke kawasan tersebut — faktanya China saat ini memiliki lebih banyak diplomat di lapangan di lebih banyak negara daripada Amerika Serikat, melebihi jumlah AS di hampir setiap lokasi,” kata Paik kepada VOA. “Penolakan terhadap upaya Kepulauan Solomon — yang secara transparan merupakan upaya China — untuk menghapus Taiwan sebagai mitra pembangunan PIF menunjukkan penghargaan tinggi oleh banyak negara atas kontribusi Taiwan terhadap pembangunan Pasifik.”

Para pejabat PIF tidak menjelaskan mengapa referensi ke Taiwan telah dihapus dalam komunike tersebut tetapi menekankan bahwa PIF akan terus menyambut Taiwan di pertemuan regionalnya. [lt/ka]

Forum

Recommended

XS
SM
MD
LG