Untuk pertama kalinya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi memperingati pelarian ratusan ribu warga Palestina dari wilayah yang kini menjadi Israel pada peringatan 75 tahun eksodus mereka – sebuah tindakan yang bermula dari langkah PBB membagi Palestina, yang saat itu dikuasai Inggris, menjadi negara Yahudi dan Arab yang terpisah.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas memimpin peringatan di PBB hari Senin (15/5). Peringatan itu biasa disebut warga Palestina sebagai hari “Nakba” atau “bencana.”
Abbas berterima kasih atas resolusi bersejarah untuk memperingati 75 tahun Nakba Palestina yang dilakukan Israel terhadap warga Palestina, setelah hari penting itu selalu diabaikan sebelumnya.
Pada kesempatan tersebut, Abbas juga mendesak PBB menangguhkan keanggotaan Israel, kecuali negara itu menerapkan resolusi untuk mendirikan negara Yahudi dan Arab secara terpisah, dan kembalinya para pengungsi Palestina.
Duta besar Israel untuk PBB, Gilad Erdan, telah mengirim surat kepada para duta besar Majelis Umum untuk mengutuk peringatan tersebut dan mendesak mereka agar tidak menghadiri apa yang disebutnya sebagai sebuah “acara yang menjijikan” dan sebuah “upaya terang-terangan untuk mendistorsi sejarah.” Ia mengatakan, mereka yang hadir akan sama saja dengan memaklumi antisemitisme dan memberi lampu hijau kepada warga Palestina “untuk terus mengeksploitasi organ internasional untuk mempromosikan narasi fitnah mereka.”
Israel dan Amerika Serikat adalah dua di antara negara yang memboikot peringatan Nakba.
Dalam pidato penuh emosi selama satu jam, Abbas bertanya kepada negara-negara di dunia mengapa lebih dari 1.000 resolusi yang diadopsi oleh badan-badan PBB mengenai Palestina tidak pernah dilaksanakan. Ia mengangkat sepucuk surat dari menteri luar negeri Israel terdahulu, Moshe Sharett, setelah resolusi diadopsi pada tahun 1947 dan 1948, yang berjanji akan menerapkan resolusi. Abbas mengatakan, “[Pilihannya] antara mereka menghormati kewajiban ini, atau mereka berhenti menjadi anggota [PBB].”
Riyad Mansour, duta besar Palestina untuk PBB, menyebut peringatan oleh PBB tersebut sebagai peristiwa “bersejarah” dan penting, karena Majelis Umum memainkan peranan penting dalam pemisahan Palestina.
Majelis Umum, yang memiliki 57 negara anggota pada tahun 1947, menyetujui resolusi pembagian Palestina dengan suara 33 banding 13, dengan 10 negara abstain. Pihak Yahudi menerima rencana pembagian wilayah oleh PBB dan setelah mandat Inggris berakhir pada tahun 1948, Israel mendeklarasikan kemerdekaannya.
Hari Nakba memperingati sekitar 700.000 warga Palestina yang melarikan diri atau dipaksa mengungsi dari tempat tinggal mereka pada 1948. [rd/jm]
Forum