Tautan-tautan Akses

Pertama Kalinya dalam Sejarah Gereja Katolik, Perempuan akan Dilibatkan Dalam Sinode Para Uskup


Paus Fransiskus menghadiri doa ekumenis di lapangan Basilika Santo Petrus di Vatikan, pada 30 September 2023. (Foto: Reuters/Remo Casili)
Paus Fransiskus menghadiri doa ekumenis di lapangan Basilika Santo Petrus di Vatikan, pada 30 September 2023. (Foto: Reuters/Remo Casili)

Paus Fransiskus, pada Rabu (4/10), akan membuka Sinode Para Uskup, sebuah kongres penting yang untuk pertama kalinya akan melibatkan perempuan dan umat awam untuk membantu memetakan masa depan Gereja Katolik.

Sidang Majelis Umum Biasa ke-16 itu akan digelar selama empat minggu di Roma, mempertemukan para uskup dan peserta lain untuk mengolaborasikan gagasan dan solusi atas beberapa isu paling kontroversial yang memengaruhi Gereja pada abad ke-21.

Dalam upaya menekankan prioritas Fransiskus untuk mendekatkan Gereja kepada umatnya, pada Sinode dua tahun lalu mengundang 1,3 miliar umat Katolik di seluruh dunia untuk berbagi pandangan dalam berbagai topik, termasuk perceraian dan anggota gereja dari komunitas LGBTQ, diakon perempuan, hingga pastor yang selibat.

Proses bertahap, di mana sesi sidang kedua dijadwalkan berlangsung pada Oktober 2024, itu meminta masukan dari keuskupan lokal di seluruh dunia. Informasi yang dikumpulkan dari mereka dan konferensi para uskup dituangkan ke dalam dokumen kerja setebal 50 halaman yang akan digunakan dalam sesi diskusi selama sebulan ke depan.

“Ini adalah forum penting untuk refleksi pihak Gereja, dalam perjalanannya untuk bergerak maju,” kata pastor Italia Giacomo Costa, yang menjadi sekretaris khusus sidang tersebut, kepada AFP.

Dalam sidang tersebut, ke-464 peserta, termasuk 365 anggota yang memiliki hak pilih, akan bertemu setiap hari dan dibagi ke dalam sesi-sesi pleno dengan lima bahasa berbeda.

Sebagian besar di antara mereka adalah uskup, tapi juga ada rohaniawan lainnya.

Akan tetapi, untuk pertama kalinya dalam sejarah Gereja Katolik, 54 peserta di antaranya adalah perempuan. Biarawati dan perempuan awam akan ikut serta dalam konsultasi dan dapat memberikan suara mereka.

Setelah sidang pada Oktober 2024, dokumen akhir akan diserahkan kepada Paus, yang dapat memutuskan apakah akan memasukkan temuannya ke dalam dokumen kepausan atau tidak.

Dalam doa ekumenis pada Sabtu (30/9), Paus Fransiskus mengungkapkan harapannya bahwa Sinode akan menjadi “tempat di mana Roh Kudus akan memurnikan Gereja dari gosip, ideologi dan polarisasi.” [rd/rs]

Forum

XS
SM
MD
LG