Pertempuran sengit berlanjut, Minggu (4/10), antara pasukan Armenia dan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, wilayah yang didominasi etnik Armenia di Azerbaijan.
Para pejabat Azerbaijan mengatakan pasukan Armenia telah mulai menyerang kota terbesar kedua di Azerbaijan, Ganja. Video-video yang belum terverifikasi di Twitter dari para pejabat pemerintah memperlihatkan sejumlah bangunan yang rusak.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan menolak berbagai tuduhan bahwa militer Azerbaijan telah menarget warga sipil. Para pejabat di Nagorno-Karabakh telah mengatakan hampir 200 personel mereka tewas. Azerbaijan mengonfirmasi kematian sedikitnya 24 warga sipil.
Dalam pernyataan yang dirilis Minggu (4/10), Komite Palang Merah Internasional (International Committee of the Red Cross/ICRC) mengecam kekerasan itu.
“Semua upaya yang mungkin harus dilakukan guna melindungi dan menyelamatkan warga sipil dan infrastruktur sipil seperti rumah sakit, sekolah dan pasar. Pasokan air bagi warga sipil juga harus dilindungi. Ini adalah kewajiban-kewajiban berdasarkan UU kemanusiaan internasional," kata Martin Schüepp, direktur regional ICRC Eurasia di Jenewa, dalam pernyataan.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pada Sabtu (3/10) malam bahwa pasukannya "mengibarkan bendera" di kota strategis Madagiz dan telah merebut beberapa desa.
Kementerian Pertahanan Armenia mengatakan pasukan separatis di Nagorno-Karabakh telah menangkis serangan besar dari Azerbaijan. Juru bicara Shushan Stepanian merujuk ke pertempuran sengit di "sepanjang garis depan," mengatakan pasukan Armenia telah menembak jatuh tiga pesawat Azerbaijan.
Kementerian Pertahanan Azerbaijan membantah ada pesawat yang ditembak jatuh dan mengatakan personil Armenia telah menembaki wilayah sipil.
Azerbaijan belum memberi rincian jumlah korban dari pihak militer. [vm/