SURABAYA —
Pertemuan Senior Officers Meeting (SOM) II APEC 2013 dimulai secara resmi pada Minggu (7/4) di Surabaya, membahas berbagai isu terkait masalah ekonomi hingga upaya penanggulangan terorisme untuk melindungi perekonomian negara-negara anggota APEC.
Pertemuan yang dihadiri sekitar 2000 delegasi asal 21 negara se-Asia Pasifik itu menginginkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan serta kemampuan yang sama dalam hal pencegahan terorisme.
Pembukaan pertemuan membahas mengenai Counter-Terrorism Task Force (CTTF) atau Satuan Tugas Kontra-Terorisme yang memiliki pengaruh dalam perkembangan ekonomi negara-negara anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Ketua Satuan Tugas Kontra Terorisme APEC Harry Purwanto mengatakan, pertemuan APEC akan difokuskan pada pembahasan penanganan terorisme beserta strategi ekonomi jangka panjang.
“Hari ini kita akan bahas kerja dari Task Force Counter-Terrorism sini, mulai dari evaluasi dari sumber daya independen, bagaimana cara kerja kita selama ini, apa yang masih potensial untuk ditingkatkan, apa pekerjaan lain yang harus dilakukan, itu yang pertama. Yang kedua kita menggagas perencanaan strategis untuk 2013 sampai 2017. Kita merencanakan apa yang kita lakukan dalam jangka lima tahun ini, dalam kerangka CTTF ini,” ujar Harry.
Harry mengungkapkan, seluruh anggota APEC sepakat untuk saling meningkatkan kemampuan menjaga kawasan Asia Pasifik dari ancaman terorisme.
“Semua kawasan itu rawan terhadap terorisme, bahkan kita semua negara di kawasan ini juga sudah menyadari bahwa tidak ada satu negara yang luput dari ancaman. Makanya kita harus bekerja sama, kita harus saling meningkatkan kemampuan, kalau kita kemampuannya tidak sama itu kan yang bisa diganggu di yang kemampuannya rendah. Kalau diganggu satu saja kan mengganggu kawasan,” ujar Harry, yang juga Deputi Kerja Sama Internasional, Badan Nasional Penaggulangan Teroris.
Pertemuan yang dihadiri sekitar 2000 delegasi asal 21 negara se-Asia Pasifik itu menginginkan peningkatan ekonomi dan kesejahteraan serta kemampuan yang sama dalam hal pencegahan terorisme.
Pembukaan pertemuan membahas mengenai Counter-Terrorism Task Force (CTTF) atau Satuan Tugas Kontra-Terorisme yang memiliki pengaruh dalam perkembangan ekonomi negara-negara anggota Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC). Ketua Satuan Tugas Kontra Terorisme APEC Harry Purwanto mengatakan, pertemuan APEC akan difokuskan pada pembahasan penanganan terorisme beserta strategi ekonomi jangka panjang.
“Hari ini kita akan bahas kerja dari Task Force Counter-Terrorism sini, mulai dari evaluasi dari sumber daya independen, bagaimana cara kerja kita selama ini, apa yang masih potensial untuk ditingkatkan, apa pekerjaan lain yang harus dilakukan, itu yang pertama. Yang kedua kita menggagas perencanaan strategis untuk 2013 sampai 2017. Kita merencanakan apa yang kita lakukan dalam jangka lima tahun ini, dalam kerangka CTTF ini,” ujar Harry.
Harry mengungkapkan, seluruh anggota APEC sepakat untuk saling meningkatkan kemampuan menjaga kawasan Asia Pasifik dari ancaman terorisme.
“Semua kawasan itu rawan terhadap terorisme, bahkan kita semua negara di kawasan ini juga sudah menyadari bahwa tidak ada satu negara yang luput dari ancaman. Makanya kita harus bekerja sama, kita harus saling meningkatkan kemampuan, kalau kita kemampuannya tidak sama itu kan yang bisa diganggu di yang kemampuannya rendah. Kalau diganggu satu saja kan mengganggu kawasan,” ujar Harry, yang juga Deputi Kerja Sama Internasional, Badan Nasional Penaggulangan Teroris.