Investasi langsung di perusahaan-perusahaan Indonesia dari sumber-sumber asing dan domestik diperkirakan akan tumbuh lebih lambat tahun ini, menurut kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Thomas Lembong.
Ia mengatakan bahwa Indonesia telah kalah dari Vietnam dalam kompetisi regional untuk menarik dana.
Thomas menambahkan, investasi langsung total dari investor asing dan lokal kemungkinan akan tumbuh 12-14 persen per tahun pada 2016, tidak termasuk investasi dalam sektor perbankan dan minyak dan gas. Tahun 2015, pertumbuhan investasi mencapai 17,8 persen.
Tahun lalu, investasi langsung asing ke Indonesia adalah US$29,3 miliar (sekitar Rp 387 triliun), menurut data BKPM. Sektor-sektor yang menerima dana terbanyak adalah transportasi, telekomunikasi, pembangkit listrik dan pertambangan.
“Kita harus akui ada tren regional dimana Vietnam…telah bekerja keras dalam delapan sampai sembilan tahun terakhir untuk menjadi magnet investasi dan mereka sedang menikmati hasilnya sekarang. Indonesia harus mengejarnya,” ujar Thomas dalam konferensi pers di Istana, setelah pertemuan kabinet terbatas dengan Presiden Joko Widodo, Selasa (23/8).
Perekonomian Indonesia menunjukkan pertumbuhan terkuat dalam dua setengah tahun pada kuartal kedua ini, yaitu 5,18 persen. Namun pemerintah mengumumkan pemangkasan belanja sebesar Rp 132 triliun bulan ini, yang memaksa Bank Indonesia hari Jumat untuk menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun ini menjadi 4,9-5,3 persen.
Presiden telah memprioritaskan peningkatan iklim investasi Indonesia. Ia telah menghapus beberapa aturan dan membuka puluhan sektor untuk dana asing dalam langkah yang ia sebut sebagai liberalisasi “big bang.”
Untuk mendapatkan lebih banyak investor tahun ini, pemerintah akan mengkaji dan menghapus lebih banyak lagi aturan yang telah menghambat investasi, ujar Sekretaris Kabinet Pramono Anung.
Pemerintah juga akan memantau dan meningkatkan efisiensi pemrosesan izin di 10 provinsi yang menerima investasi paling banyak, ujar Thomas. [hd]