Pemerintah Peru menangguhkan semua hak-hak sipil dan mengerahkan militer untuk menjaga wilayah dataran tinggi, setelah tiga orang tewas dan 23 luka-luka dalam bentrokan antara polisi and petani, yang memprotes proyek pertambangan tembaga milik China.
Untuk kedua kalinya dalam tahun ini, keadaan darurat diterapkan oleh pemerintah Peru, setelah protes anti-pertambangan yang berakibat fatal. Protes Keadaan darurat itu akan berlangsung sebulan.
Pejabat mengatakan, kekerasan terjadi hari Senin (28/9), ketika para pemrotes memasuki proyek pertambangan La Bambas yang bernilai 7,4 miliar dolar. Polisi setempat kemudian melepaskan tembakan ke arah demonstran.
Pejabat kesehatan mengatakan, sebagian besar korban luka-luka akibat tembakan. Jenderal Polisi Luis Pantoja mengatakan kepada Radio RPP bahwa seorang polisi mengalami retak pada kepalanya.
Proyek itu milik sebuah konsorsium yang dipimpin perusahaan China Minmetals. Perusahaan itu terbesar di Peru dan akan memulai produksinya pada tahun 2016. [ps/ii]