Amerika Serikat dan Rusia berusaha menyelesaikan kesepakatan gencatan senjata bagi Suriah yang akan memungkinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke negara yang dilanda perang tersebut, sementara para pemimpin dunia bertemu di Hangzhou, China untuk KTT pemimpin negara Kelompok G-20.
Kedua negara tampaknya hampir menyelesaikan kesepakatan, tapi kendala utama tetap ada. Ada harapan bahwa Presiden AS Barack Obama dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan berkesempatan untuk berbicara secara informal pada sela-sela pertemuan G-20. Namun sejauh ini, belum ada pengaturan untuk bertemu.
"Kami memiliki perbedaan besar dengan Rusia dalam hal pihak-pihak yang masing-masing kita dukung, tetapi juga dalam hal proses yang diperlukan untuk mewujudkan perdamaian di Suriah," kata Obama kepada wartawan, hari Minggu (4/9).
Seorang pejabat Deplu AS mengatakan Rusia mundur dalam beberapa isu yang menurut Amerika sebelumnya telah disepakati oleh kedua pihak.
Putin dikutip media dengan mengatakan konflik Suriah hanya dapat diselesaikan melalui cara-cara politik. Rusia mendukung Presiden Suriah Bashar al-Assad, namun Amerika telah bekerjasama dengan pihak oposisi moderat menentang Assad.
"Tapi jika kita tidak mencapai sejumlah kesepakatan dari Rusia untuk mengurangi kekerasan dan meringankan krisis kemanusiaan, maka sulit untuk melihat bagaimana kita sampai ke tahap berikutnya," kata Obama.
Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan mitranya dari Rusia Sergei Lavrov hari Minggu dan keduanya akan bertemu lagi hari Senin.
"Wajar untuk mengatakan setelah melakukan tinjauan, menurut saya ada beberapa masalah sulit yang kita bicarakan hari ini," kata Kerry kepada wartawan setelah pertemuan itu, tapi menolak memberi rincian.
"Kami akan bertemu besok pagi dan melihat apakah mungkin atau tidak untuk menjembatani perbedaan dan mencapai kesimpulan tentang beberapa masalah ini" ujar Kerry.
Wakil Menlu Rusia Sergei Ryabkov mengatakan kedua pihak hampir mencapai kesepakatan dan mereka berbicara tentang masalah yang paling serius dalam menerapkan gencatan senjata.
"Tugas paling berat terus berlanjut," kata Ryabkov. "Sampai kita bisa meletakkan bata terakhir, kita tidak bisa mengatakan bahwa hasil telah dicapai."
Perang saudara di Suriah telah menewaskan lebih dari 250 ribu orang, membuat 11 juta orang mengungsi dan menyebabkan krisis pengungsi di Timur Tengah dan Eropa. Konflik ini juga berkontribusi terhadap berkembangnya kelompok-kelompok Islam militan.
Pejabat-pejabat militer Amerika dan Rusia telah bertemu selama berminggu-minggu untuk berusaha dan bekerja dalam menentukan kesepakatan. Perjanjian gencatan senjata sebelumnya telah gagal dipertahankan dimana kedua pihak yang berlawanan telah berperang selama lima tahun. [zb]