Sebuah laporan baru mengatakan, sebagian besar perusahaan yang disurvei memperkirakan penjualan dan laba akan menguat tahun ini dibanding tahun 2013. National Association for Business Economics yang disingkat NABE mensurvei ke-64 anggotanya tentang perekonomian Amerika. Kira-kira 70 persen memperkirakan ekonomi akan tumbuh antara 2,5 dan 3 persen tahun ini.
Ken Simonson bekerja untuk asosiasi NABE. Ia mengatakan, titik terendah terjadi pada Oktober lalu akibat penutupan operasi pemerintah federal. Katanya, mayoritas perusahaan merencanakan investasi peralatan baru yang lebih besar pada 2014.
Lebih dari sepertiga responden melaporkan keuntungan lebih tinggi. Hampir separuh dari responden akan menaikkan harga jual produk-produk mereka. Tetapi hanya 37 persen mengatakan mereka memiliki rencana untuk merekrut lebih banyak karyawan dalam enam bulan berikutnya.
Bisnis-bisnis yang merencanakan perluasan usaha mengatakan karyawan yang tidak trampil merupakan masalah utama. Simonson mengatakan, kira-kira 25 persen perusahaan yang disurvei mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang ahli.
Ini merupakan masalah bagi bisnis petro-kimia yang menghasilkan produk-produk kimia yang dibuat dari petroleum. Perusahaan-perusahaan itu baru-baru ini mengumumkan lebih dari 130 proyek baru tahun ini. Proyek-proyek ini bernilai hampir 100 milyar dolar.
Simonson mengatakan 135 proyek tidak dapat diselesaikan segera dengan karyawan yang kini tersedia di Amerika.
Ia mengatakan, diperlukan lebih banyak karyawan untuk proyek-proyek ini, dan memperingatkan, kalau hal ini tidak teratasi maka biaya proyek akan naik dan beberapa proyek akan tertunda atau dibatalkan.
Tahun lalu, Bank Sentral Amerika mengumumkan rencana untuk memotong pembelian kembali surat-surat berharga pemerintah.
Instrumen finansial ini dipergunakan untuk mengalirkan uang ke dalam ekonomi.
Kebanyakan bisnis yang disurvei mengatakan, mereka mengantisipasi sedikit atau sama sekali tidak ada pengaruh pada bisnis akibat keputusan Bank Sentral itu.
Hanya 20 persen yang memperkirakan akan ada pengaruh merugikan akibat Affordable Care Act atau Obamacare, program layanan kesehatan baru yang diikhtiarkan Presiden Obama.
Ken Simonson bekerja untuk asosiasi NABE. Ia mengatakan, titik terendah terjadi pada Oktober lalu akibat penutupan operasi pemerintah federal. Katanya, mayoritas perusahaan merencanakan investasi peralatan baru yang lebih besar pada 2014.
Lebih dari sepertiga responden melaporkan keuntungan lebih tinggi. Hampir separuh dari responden akan menaikkan harga jual produk-produk mereka. Tetapi hanya 37 persen mengatakan mereka memiliki rencana untuk merekrut lebih banyak karyawan dalam enam bulan berikutnya.
Bisnis-bisnis yang merencanakan perluasan usaha mengatakan karyawan yang tidak trampil merupakan masalah utama. Simonson mengatakan, kira-kira 25 persen perusahaan yang disurvei mengalami kesulitan mendapatkan tenaga kerja yang ahli.
Ini merupakan masalah bagi bisnis petro-kimia yang menghasilkan produk-produk kimia yang dibuat dari petroleum. Perusahaan-perusahaan itu baru-baru ini mengumumkan lebih dari 130 proyek baru tahun ini. Proyek-proyek ini bernilai hampir 100 milyar dolar.
Simonson mengatakan 135 proyek tidak dapat diselesaikan segera dengan karyawan yang kini tersedia di Amerika.
Ia mengatakan, diperlukan lebih banyak karyawan untuk proyek-proyek ini, dan memperingatkan, kalau hal ini tidak teratasi maka biaya proyek akan naik dan beberapa proyek akan tertunda atau dibatalkan.
Tahun lalu, Bank Sentral Amerika mengumumkan rencana untuk memotong pembelian kembali surat-surat berharga pemerintah.
Instrumen finansial ini dipergunakan untuk mengalirkan uang ke dalam ekonomi.
Kebanyakan bisnis yang disurvei mengatakan, mereka mengantisipasi sedikit atau sama sekali tidak ada pengaruh pada bisnis akibat keputusan Bank Sentral itu.
Hanya 20 persen yang memperkirakan akan ada pengaruh merugikan akibat Affordable Care Act atau Obamacare, program layanan kesehatan baru yang diikhtiarkan Presiden Obama.