Infosys adalah pengguna terbesar visa H1-B di Amerika, program di mana perusahaan-perusahaan asing, seringkali perusahaan teknologi memindahkan pekerja asing ke Amerika setelah bisnis di luar negeri itu menyatakan mereka tidak bisa menemukan pekerja Amerika yang berkualifikasi.
Para pengecam program visa mengatakan perusahaan-perusahaan asing telah merugikan lapangan kerja kerja di Amerika, karena perusahaan-perusahaan asing biasanya membayar pekerja asing itu lebih murah dari yang mereka harus bayar kepada pekerja Amerika yang melakukan pekerjaan yang sama.
Sebagai bagian dari janji “Amerika yang utama” Presiden Donald Trump baru-baru ini memerintahkan instansi pemerintah untuk meninjau program visa itu. Trump mengatakan ingin membawa pekerja asing “yang terbaik dan tercerdas” dan mereformasi UU imigrasi karena terkait pekerjaan dan keamanan perbatasan.
Tapi salah satu reformasi yang diusulkan bahwa hanya perusahaan yang membayar upah tertinggi yang akan diberi visa kerja – akan secara langsung berdampak pada Infosys
Jawatan Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika yang mengelola lamaran visa mengatakan sekitar 70 persen dari 85 ribu visa H1-B yang dikeluarkan setiap tahun diperuntukkan bagi warga India dan lebih dari separuhnya bekerja untuk perusahaan teknologi seperti Infosys, yang kemudian mengalihdayakan pekerja pada perusahaan Amerika.
Infosys adalah salah satu pengguna program visa H1-B terbesar mengirim lebih dari 15 ribu pekerja ke Amerika dalam dua tahun terakhir meskipun telah memangkas permintaan visanya untuk tahun ini, Berdasarkan program itu, pekerja yang lahir di luar negeri biasanya bisa dipekerjakan selama tiga tahun oleh perusahaan sponsor dan dapat meminta perpanjangan izin tinggal.
Infosys mengatakan akan merekut 10 ribu pekerja Amerika selama dua tahun mendatang membuka empat pusat teknologi dengan yang pertama di negara bagian Indiana di mana Wakil Presiden Mike pence menjadi gubernur sebelum Trump menunjuknya sebagai calon wakilnya dalam kampanye tahun lalu.
Pimpinan Infosys Vishal Sikka kepada kantor berita Reuters mengatakan “kenyataannya, mempertemukan bakat setempat dan menggabungkannya dengan bakat terbaik di dunia, pada waktu kami masuk , adalah hal yang tepat dilakukan. Bebas dari peraturan dan visa”. (my/al)