Selama tiga dekade, setiap presiden AS yang selesai menjabat meninggalkan catatan singkat kepada penerusnya, berharap agar baik-baik saja saat menjalani pemerintahannya. Akan tetapi apakah Donald Trump akan meninggalkan catatan seperti itu kepada Presiden terpilih Joe Biden masih belum diketahui.
Presiden sebelumnya meninggalkan catatan di Resolute Desk di Oval Office Gedung Putih, di mana kepala eksekutif baru akan mendapatkan ucapan selamat segera setelah memulai masa jabatan empat tahunnya.
Ronald Reagan dari Partai Republik memulai tradisi itu tahun 1989. Dalam catatannya, Reagan mengemukakan kepada mantan wakil presiden dan presiden yang menjabat kemudian, George H.W. Bush: “George, saya menghargai kenangan kita dalam berbagi dan mengharapkan yang terbaik. Kamu akan senantiasa ada dalam doaku. "
Empat tahun kemudian, Bush dengan murah hati menyampaikan harapan baiknya kepada presiden dari Partai Demokrat yang telah mengalahkannya dalam pemilihan November, Bill Clinton.
“Kesuksesan Anda saat ini adalah kesuksesan negara kita. Saya mendukungmu” tulis Bush.
Setelah dua masa jabatan di Gedung Putih, Clinton menyampaikan kepada penggantinya, George W. Bush, putra dari George H.W.- pada tahun 2001, “Anda memimpin orang-orang yang bangga, sopan, dan baik. Mulai hari ini, Anda adalah presiden kita semua. Saya menghormati dan berharap Anda sukses dan penuh kebahagiaan. "
Setelah delapan tahun menjadi presiden, Bush menyampaikan ucapan selamat pada tahun 2009 kepada Barack Obama dari Demokrat. “Akan ada saat-saat yang sulit. Para kritikus akan marah. 'Teman-teman' akan mengecewakanmu. Namun, kamu memiliki Tuhan Yang Maha Kuasa yang selalu menghiburmu, keluarga yang mencintaimu, dan negara yang membutuhkanmu, termasuk saya sendiri.”
Ketika meninggalkan jabatannya empat tahun lalu setelah dua kali menjabat, Presiden Obama mendoakan Trump dengan baik, meskipun pada tahun 2016 berkampanye untuk Hillary Clinton dari Partai Demokrat.
Tidak diketahui apakah Trump mengikuti tradisi menuliskan catatan untuk Biden, karena Trump telah menyatakan berencana untuk tidak meneruskan serangkaian tradisi lama mengenai transisi kekuasaan secara damai di Washington DC.
Presiden yang akan mengakhiri masa jabatan biasanya menyapa penerus mereka di Gedung Putih pada pagi hari saat hari pelantikan dan bersama-sama pergi ke Capitol Hill untuk upacara pelantikan presiden yang baru. [mg/lt]