Petugas Yunani dan Mesir mencari pesawat EgyptAir yang hilang hari Kamis dalam perjalanannya dari Paris ke Kairo bersama dengan 66 penumpang dan awaknya.
Para pejabat Yunani menyatakan pencarian berlangsung di laut, sekitar 130 mil laut di sebelah tenggara Pulau Karpathos.
Menteri Luar Negeri Perancis Jean-Marc Ayrault mengatakan Perancis akan menyumbangkan pesawat dan kapal-kapal untuk pencarian itu, dan bahwa mereka mempertahankan kontak erat dengan pihak berwenang Mesir.
Menteri Luar Negeri Perancis dan Mesir saling menyampaikan ucapan belasungkawa atas insiden ini.
Perdana Menteri Mesir Sherif Ismail mengatakan kepada wartawan yang berkumpul di bandara Kairo bahwa terlalu dini untuk menyatakan apakah masalah teknis atau serangan teror yang menyebabkan pesawat itu jatuh.
EgyptAir menyatakan kehilangan kontak dengan penerbangan MS804 pada pukul 2:30 waktu Kairo, sewaktu pesawat Airbus A320 itu berada pada ketinggian 11.278 meter dan berada sekitar 16 kilometer di dalam wilayah udara Mesir. Penyebab hilangnya pesawat itu belum jelas, tetapi para pejabat penerbangan menyatakan pesawat itu mungkin jatuh.
Maskapai tersebut menyatakan angkatan bersenjata Mesir menerima pesan SOS sebelum komunikasi dengan pesawat itu hilang. Akan tetapi, seorang jurubicara militer belakangan memuat pernyataan di laman Facebooknya yang menyangkal diterimanya pesan SOS itu.
Lima puluh enam orang menumpangi pesawat itu, termasuk seorang anak-anak dan dua bayi. Para pejabat Saudi menyatakan pesawat itu membawa penumpang warga Perancis, Inggris, Mesir, Irak, Kuwait, Arab Saudi, Sudan, Chad, Portugal, Aljazair dan Kanada. Tidak ada warganegara Amerika yang dilaporkan termasuk di antara yang hilang
EgyptAir telah merilis nomor-nomor telepon khusus bagi keluarga penumpang, dan menyediakan penerjemah serta dokter di bandara Kairo.
Para pakar penerbangan sekarang ini memperingatkan agar jangan berspekulasi.
Hilangnya pesawat itu menimbulkan lagi kekhawatiran soal keamanan, beberapa bulan setelah sebuah pesawat penumpang Rusia ditembak jatuh di atas Semenanjung Sinai pada 31 Oktober, menewaskan seluruh 224 orang di dalamnya. [uh/ab]