Pesawat-pesawat tempur Rusia terbang dari Iran untuk melangsungkan serangan udara di Suriah pada hari kedua, Rabu (17/8).
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, pesawat-pesawat yang diberangkatkan dari pangkalan udara Hamedan itu menarget militan ISIS. Putaran pertama serangan udara, Selasa (16/8), diarahkan pada sasaran-sasaran ISIS dan kelompok jihadis Jabhat Fateh al-Sham, yang dulunya dikenal sebagai Front al-Nusra.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membantah pernyataan juru bicara Departemen Luar Negeri AS yang mengungkapkan bahwa kehadiran pesawat-pesawat itu merupakan pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang penjualan atau pengalihan pesawat tempur ke Iran.
Ketua Parlemen Iran Ali Larijani menegaskan, Rabu (17/8), Iran tidak memberi Rusia pangkalan permanen di wilayahnya.
Rusia telah melangsungkan serangan udara untuk mendukung pemerintahan Presiden Bashar al-Assad sejak September tahun lalu, dan hingga pekan ini pesawat-pesawat itu diterbangkan dari Suriah atau Rusia.
Penerbangan dari pangkalan udara Hamedan, dan bukan dari pangkalan Rusia di Mozdoko, Kaukus utara, memperpendek jarak tempuh dari 2.000 kilometer menjadi 700 kilometer. Menurut Ketua Komisi Pertahanan Dewan Federasi Rusia, Viktor Ozerov, jarak terbang yang pendek akan meningkatkan keakuratan serangan udara Rusia dan memungkinkan pilot menghindari misil darat-ke-udara yang canggih yang ditembakkan para pemberontak di Suriah. [ab/as]