Para pesepeda itu tergabung dalam program ‘Garbage Butler’ atau 'Pelayan Sampah.' Ini adalah proyek yang bertujuan mengurangi jumlah sisa makanan yang dibuang.
S'Moe Blow dan pesepeda lainnya menjemput sisa makanan yang terkumpul dari industri katering Melbourne. Limbah itu akan diubah menjadi sesuatu yang berguna, seperti pupuk, sehingga tidak dibuang begitu saja.
Namun, S’Moe Blow juga mendapat manfaat dari kegiatan itu. Ia mengaku batinnya kini tenang. "Pekerjaan ini memberi saya alasan untuk bangun pada pagi hari. Jadi, saya sangat berterima kasih akan kegiatan ini," komentarnya.
Menurut data Departemen Perubahan Iklim, Energi, Lingkungan, dan Air pada 2022, orang Australia membuang sekitar 7,6 juta ton makanan di seluruh rantai pasokan dan konsumsi setiap tahun. Itu artinya 312 kilogram limbah per orang, atau setara dengan membuang sekitar satu dari lima kantong belanjaan. Nilainya, antara $2.000 dan $2.500 per rumah tangga per tahun.
Wali Kota Melbourne Sally Capp mengatakan, "Kita memiliki tingkat limbah FOGO (Food Organics and Garden Organics) tertinggi di Australia. Dan itu masuk akal karena kita memiliki sektor perhotelan dan pangan terbesar di Australia."
Untuk membantu mengubah situasi, kota tersebut meluncurkan program 'Garbage Butler’ atau ‘Pelayan Sampah.' Tujuannya, mengumpulkan FOGO dari restoran-restoran di Melbourne.
Sampah kemudian diubah menjadi kompos dan digunakan di taman dan kebun di sekitar kota. Setelah satu tahun beroperasi, program ini mencegah 100 ton limbah dibuang begitu saja.
Program dijadwalkan berakhir pada Juli. Menurut 20 bisnis yang terlibat, adanya pengendara sepeda, dan bukannya truk, yang mengumpulkan limbah makanan mereka, membuat perbedaan yang besar dan positif.
Bukan hanya lingkungan yang mendapat manfaat dari inisiatif itu. Mark Liddle dari Good Cycles mengungkapkan, "Kami membuka peluang kerja. Kami membantu mereka menjadi lebih baik dengan memiliki pekerjaan, mempelajari semua yang dibutuhkan untuk dapat memiliki pekerjaan dan kemudian kami membantu mereka mendapatkan pekerjaan di tempat lain."
Sebelum bergabung dengan program itu, situasi Blow tidak baik. Ia putus sekolah sehingga sulit baginya mendapatkan pekerjaan. "Saya tidak percaya pada diri. Saya memandang rendah pada diri sendiri," lanjutnya.
Tetapi semua itu kini berubah karena ia bekerja untuk proyek Garbage Butler. Pekerjaan itu membuatnya merasa berguna, dan membantu planet ini. "Ini sama-sama menguntungkan bagi semua orang," cetusnya. Untuk masa depan, Blow sudah mempunyai rencana. Ia akan belajar untuk menjadi tukang listrik.[ka/jm]
Forum