Akhir tahun ajaran di AS sudah dekat dan bagi siswa SMA, ini juga berarti musim pesta dansa pun tiba.
Seperti sering diperlihatkan di film-film Hollywood dan serial televisi dari AS, pesta dansa SMA (prom) -- yang juga populer di sebagian sekolah di Indonesia ini -- biasanya diramaikan dengan drama di balik panggung, mulai dari soal gaun hingga pasangan kencan. Tapi tak hanya itu, pesta dansa di sekolah-sekolah di AS kini juga digunakan sebagai wahana untuk gerakan sosial dan ajang untuk mengambil sikap terhadap isu-isu yang penting bagi para remaja.
Ada yang mengundang teman sekelas yang autis untuk menjadi pasangan mereka di prom. Ada yang menyelenggarakan pesta dansa bagi para warga lanjut usia. Di Louisiana, seorang siswa gay memperjuangkan haknya untuk mengenakan jas tuksedo, dan bukan gaun. Sementara sebuah museum kini memamerkan sebuah gaun pesta dansa yang digunakan seorang murid yang menjadi pelopor bagi pesta dansa yang menggabungkan berbagai ras.
"Perubahan bisa berwujud gaun pesta dansa," ujar Matthew McRae, juru bicara Museum HAM Kanada di Winnipeg. "Menurut kami, ini contoh hebat seseorang membawa perubahan dalam tingkatan komunitas."
Prom bisa menjadi "landasan bagi perubahan sosial," ujar April Masini, yang menulis kolom nasehat AskApril.com. Sementara banyak remaja memandang pesta dansa sebagai waktu untuk berdandan cantik dan gagah bak orang dewasa, bagi sebagian lainnya, "kedewasaan terpancar dari perjuangan bagi sesuatu yang mereka yakini."
___
Mengundang Teman Kelas yang Berkhususan
Kaitlin McCarthy, 17 tahun, adalah seorang senior di SMA Canton, Massachusetts. Teman satu sekolahnya, Matty Marcone, memiliki kekhususan dan bergulat dengan serangkaian isu medis. "Ia anak yang paling manis," kata Kaitlin. "Saya melihat Matty sebagai siapa dirinya. Saya bilang, 'Oh, itu sahabat saya Matty,' bukan 'Kasihan Matty, ia bermasalah dengan ini dan itu saat ini."
Matty mengatakan kepada Kaitlin ia ingin membeli Disney World untuk Kaitline. "Saya bilang, kalau ia ingin belikan Disney World untuk saya, saya akan bawa dia ke pesta dansa," ujar Kaitlin.
Teman-teman sekolahnya, termasuk pacar Kaitlin, mendukung mereka. Matty belajar berdansa. Guru-guru pendidikan khusus dan perawat sekolah mengawasi untuk memastikan Matty, yang juga menderita diabetes, baik-baik saja. Tim hoki sekolah, yang sebelumnya memilih Matty sebagai CEO tim, memastikan Matty punya teman-teman yang mendampinginya dalam pesta dansa selain Kaitlin.
Matty dan Kaitlin kemudian dinobatkan sebagai raja dan ratu prom.
"Sebagian besar siswa di sini tahu situasinya, bahwa ia sakit keras. Tapi mereka juga menghormatinya sebagai teman. Ini bukan atas dasar kasihan," ujar ibunya Matty Susan Marcone. "Ada keajaiban di ruangan malam itu."
Di SMA Division Avenue di Levittown, New York, senior Sarah Kardonsky mengajak temannya yang autis, Michael Pagano, ke prom.
Michael mengajak sejumlah siswa ke prom, tapi mereka semua menolaknya. "Saya akan pergi sendiri kalau tidak dapat pasangan," katanya. "Tapi ternyata Sarah punya rencana lain."
Karena Michael seorang penggemar tim sepakbola New York Jets, Sarah mengirim pesan kepada para pemain Jets lewat Instagram dan mengajak mereka membuat video undangan ke prom. Bintang Jets Antonio Cromartie dan delapan pemain Jets lainnya mengirim video mereka dengan ucapan," "Mike, maukah kamu pergi ke prom dengan Sarah?" Sarah menjahit video-video tersebut dan memainkannya di sekolah suatu hari, bersama dengan pengumuman-pengumuman sekolah pagi itu.
"Ia anak yang baik. Saya tidak ingin ia datang seorang diri," kata Sarah. "Ia sudah ditolak sekian kali, saya ingin membuatnya sesuatu yang khusus."
Videonya yang menyebar kemudian membawa mereka tampil dalam "The Ellen DeGeneres Show," plus tuksedo dan limo gratis ke prom. Tapi inilah yang penting bagi Sarah, "Orang-orang yang terlalu khawatir tentang pakaian apa yang akan dikenakan atau siapa yang harus pergi dengan, itu bukanlah makna prom. Prom adalah tentang bersenang-senang. Anda hanya harus dikelilingi oleh orang-orang yang membuat Anda bahagia.''
___
Menjadi Diri Sendiri
Claudetteia Love , 17 tahun, dilarang mengenakan tuksedo ke pesta dansa SMA Carroll di Monroe, Louisiana. Setelah kabarnya menyebar, peraturan tersebut diubah dengan dukungan dari pemimpin dewan sekolah.
"Saya bersyukur sekolah saya membolehkan saya menjadi diri saya," katanya.
"Prom adalah bagian yang sangat tradisional dari pengalaman SMA seseorang," kata Asaf Orr, staf pengacara National Center for Lesbian Rights, yang mendukung kasus Claudetteia. "Berpartisipasi dalam acara ini sebagai diri Anda sepenuhnya, ini sangat penting. Anak-anak ini mengatakan, "Saya ingin datang, dan saya tidak akan menyembunyikan jati diri saya."
___
Gaun Prom Masuk Museum
Musim gugur lalu, gaun prom gemerlapan berwarna merah milik Mareshia Rucker dipamerkan di Museum HAM Kanada. Ia mengenakan gaun tersebut dua tahun lalu dalam sebuah prom yang menggabungkan berbagai ras, yang ia selenggarakan bersama dengan remaja-remaja lainnya dari SMA Wilcox County di Rochelle, Georgia. Sebelumnya, prom berlangsung terpisah dan diselenggarakan oleh sejumlah keluarga di komunitas tersebut.
"HAM bukanlah hanya sesuatu yang diangkat oleh pemimpin dunia atau orang terkenal," kata McRae, yang membantu sebagai kurator pameran. "Ini sesuatu yang kita semua dapat sampaikan."
___
Prom bagi yang Tua dan Muda
Sewaktu Rahul Parevali menjadi murid di SMA Houston di Germantown, Tennessee, ia ikut serta dalam prom yang menggabungkan siswa-siswi dengan warga lanjut usia. Saat ia masuk ke Rhodes College di Memphis, ia mengusulkannya sebagai proyek bagi universitasnya tersebut. Bulan ini, puluhan anak datang untuk berdansa dengan warga berusia sebaya dengan nenek dan kakek mereka.
Bagi para lansia, ini saat yang spesial karena "banyak di antara mereka tidak punya kesempatan datang ke prom mereka sendiri," kata Kay Lightfoot, direktur Lewis Center for Seniors. Dan "para murid juga senang," kata Peravali.
Para lansia mengajarkan siswa-siswi berbagai langkah dansa lagu-lagu dari era mereka, sementara para murid memimpin dansa kelompok untuk lagu hit R&B dari tahun 2007, "Cupid Shuffle."