Pernikahan khas warga Pakistan terdiri dari rangkaian perayaan yang dihadiri ratusan kerabat keluarga dan teman untuk ikut merayakan kegembiraan kedua pengantin. Namun pandemi virus corona menyebabkan pesta perkawinan harus diselenggarakan sesederhana mungkin untuk mematuhi peraturan pembatasan wilayah (lockdown).
Biasanya, pesta perkawinan di Pakistan merupakan acara besar, beberapa bahkan mengundang hingga ribuan tamu.
Muhammad Saleem mengatakan, ia awalnya berencana untuk mengundang lebih dari 600 orang ke acara perkawinan putrinya, Ronaq. Namun pandemi virus corona telah mengubah rencananya karena pemerintah memberlakukan lockdown yang ketat untuk membatasi penyebaran Covid-19. Sulit baginya untuk menggelar pesta perkawinan.
"Ini merupakan perkawinan pertama dalam keluarga kami. Ada beberapa gadis lain yang telah lama menunggu-nunggu acara ini, namun karena Covid-19, kami tidak dapat mengundang semua orang. Balai perkawinan tutup hingga kini, bisnis catering tutup, hotel juga tidak buka. Bahkan katering saja tidak dapat menyediakan hidangan bagi kami. Kami tidak dapat menyajikan hidangan untuk pertemuan besar. Jadi kami mengadakan pertemuan di rumah kami yang kecil dan hanya beberapa anggota keluarga yang dapat menghadiri acara ini dan kemudian kami melepas anak perempuan kami," jelasnya.
Perkawinan anaknya hanya dihadiri oleh 40 tamu. Karena banyak kerabat dan teman tidak bisa hadir, maka acara itu ditayangkan secara live di media sosial
Sang pengantin putri, Ronaq Saleem, mengatakan, "Karena pandemi Covid-19, perkawinan berubah hanya menjadi acara untuk keluarga dekat. Tak seorang pun teman saya yang hadir, semua teman saya benar-benar merasa tidak senang karenanya. Kami bahkan tidak dapat pergi berbulan madu karena adanya restriksi perjalanan di Pakistan."
Bersama keluarga dan teman dekat, pasangan pengantin itu memotong kue pengantin mereka.
Pengantin pria, Talha Shariq, mengatakan, "Ini juga aspek baiknya, sebelumnya ada terlalu banyak orang yang harus diundang. Saya berharap banyak orang yang dapat datang ke pesta perkawinan kami namun sayangnya karena pandemi, kami tidak dapat mengundang mereka. Kami kehilangan peristiwa penting dalam hidup kami." [lj/uh]