Pihak berwenang hari Selasa menetapkan jumlah resmi yang tewas mencapai 1.249 dan mengatakan jumlah yang lebih besar yang dilaporkan sebelumnya akibat penghitungan ganda.
Tapi John Salva manajer untuk kelompok bantuan World Vision di kota Cagayan de Oro mengatakan kepada VOA jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah.
"Dalam proses pembersihan kota, banyak mayat yang ditemukan dibawah reruntuhan. Jadi ini keprihatinan bagi kota Cagayan de Oro, karena ini menambah jumlah mayat belum dikenali oleh keluarga mereka," kata John Salva.
Beberapa hari lalu, kota Cagayan de Oro memutuskan untuk melakukan penguburan masa karena jenazah membusuk dengan cepat dan pemerintah kota khawatir itu akan menyebabkan penyakit-penyakit pada lingkungan sekitar.
Salva juga mengatakan, ratusan lebih belum ditemukan, baik di kota Cagayan de Oro dan di Iligan yang juga parah dilanda banjir.
"Saya hanya bisa memberi perkiraan kasar, tapi sekitar 500 sampai 700 orang hilang dan masih akan terus bertambah. Jumlah yang hampir sama di kota Iligan. Kota Iligan juga dihantam badai Sendong dan dampaknya pada jumlah yang tewas serta kerusakan bangunan kurang lebih sama,” tambah Salva.
Badai Washi yang oleh masyarakat setempat disebut Sendong menyapu pelosok Filipina selatan dari tanggal 16 sampai 18 Desember, menyebabkan curah hujan selama sebulan hanya dalam satu malam. Volume air yang tidak terduga menyebabkan sungai-sungai mencapai rekor ketinggian menyapu seluruh pemukiman di sepanjang tepi sungai.
Salva mengatakan wawancara dengan sebagian dari 40 ribu orang yang tinggal di pusat-pusat evakuasi menunjukkan banyak penduduk yang terperangkap di rumah-rumah mereka karena air naik dengan cepat.
Salva mengatakan kebutuhan paling mendasar orang-orang yang dievakuasi, makanan, air minum dan pakaian sebagian besar telah terpenuhi tapi masih memerlukan bantuan untuk membangun kembali rumah dan hidup mereka.