Seorang portir dari hotel St. Regis di Bali bersaksi, Kamis (26/2), bahwa seorang pria AS yang dituntut membunuh ibu pacarnya dan memasukkan mayatnya ke dalam koper, menolak dibantu saat memasukkan koper itu ke dalam sebuah taksi di luar hotel.
Tommy Schaefer, 21, dan Heather Mack, 19, dituntut merencanakan pembunuhan dalam kematian Sheila von Wiese-Mack, yang jenazahnya ditemukan dalam koper dalam keadaan seperti habis dipukuli Agustus tahun lalu.
Keduanya disidang secara terpisah di Pengadilan Denpasar dan menghadapi kemungkinan hukuman tembak mati jika terbukti bersalah.
Saksi pertama dalam sidang Schaefer adalah portir bernama Arifin, yang mengatakan pasangan tersebut membawa koper dengan troli menuju lobi pada 12 Agustus.
Ia mengatakan ia menanyakan kepada mereka mengenai tagihan hotel, yang menurut resepsionis belum dibayar, namun Mack menolak merespon.
"Mereka meminta memanggil taksi, namun menolak ketika saya menawarkan bantuan untuk memasukkan tas itu ke taksi," ujarnya. "Mereka beralasan isinya rapuh, dan menolak dibantu."
Arifin mengatakan ia mendengar mengenai pembunuhan itu kemudian dari polisi.
Saksi kedua adalah I Putu Adi Marta, teknisi yang memeriksa video keamanan hotel pada 12 Agustus.
"Saya diminta memeriksa karena sepasang pria dan wanita dilaporkan telah kabur tanpa membayar tagihan hotel," ujarnya.
Marta mengatakan rekaman video itu menunjukkan Schaefer dan Mack menggunakan tangga darurat beberapa kali untuk bolak balik antara lantai tiga dan enam. Mack dan ibunya menginap di lantai tiga, sementara Schaefer tinggal di lantai enam.
"Pria itu berjalan turun naik dari lantai tiga ke lantai enam, ganti baju sekali dan membawa kain putih," ujarnya. "Mereka juta terlihat membawa paket besar dari lantai tiga ke lantai enam."
Seorang petugas polisi juga bersaksi dia merupakan salah satu dari lima polisi yang menangkap pasangan itu pada 13 Agustus di Hotel Bali Wisata di daerah Kuta, sekitar 6 kilometer dari hotel St. Regis.
"Pertama, mereka menolak dibawa tanpa didampingi pengacara dari pemerintahan mereka," ujar I Made Ariyana. Ia mengatakan mereka juga menolak berbicara atau difoto di kantor plisi Kuta.
Schaefer tidak menyatakan keberatan atas kesaksian-kesaksian tersebut.
Para penuntut mengatakan, sebelum pergi ke Bali, Mack telah menyarankan Schaefer untuk menyewa seseorang dengan bayaran US$50.000 untuk membunuh ibunya, yang menolak hubungan mereka.
Menurut gugatan, Schaefer memukul von Wiese-Mack dengan pegangan mangkok buah di kamarnya menyusul pertengkaran mengenai tagihan hotel.
Gugatan itu mengatakan bahwa Mack, yang saat ini hamil tujuh bulan, membantu memasukkan jenazah ibunya ke dalam koper dengan mendudukinya sementara Schaefer menutupnya.
Mereka kemudian memasukkan koper ke dalam bagasi taksi, menurut gugatan tersebut, dan memberitahu supirnya bahwa mereka akan membayar tagihan hotel dulu namun tidak pernah kembali.